Harga Emas Antam Melonjak Jadi Rp2,589 Juta per Gram di Hari Cuti Bersama Natal: Ini Pemicunya!

Harga Emas Antam Melonjak Jadi Rp2,589 Juta per Gram di Hari Cuti Bersama Natal: Ini Pemicunya!

Emas Antam--

Harga Emas Antam Melonjak Jadi Rp2,589 Juta per Gram di Hari Cuti Bersama Natal: Ini Pemicunya!

Di tengah libur panjang cuti bersama perayaan Natal 2025, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) melonjak signifikan. Pada Jumat, 26 Desember 2025, Logam Mulia Antam mencatat kenaikan harga menjadi Rp2.589.000 per gram, naik Rp13.000 dibandingkan harga penutupan sehari sebelumnya.



Tidak hanya harga jual, harga buyback atau pembelian kembali emas oleh Antam juga mengalami kenaikan serupa. Per gram, emas kini dibeli kembali seharga Rp2.448.000, naik Rp13.000 dari posisi Kamis (25/12/2025).

Langkah Antam ini tidak terjadi dalam ruang hampa. Kenaikan tersebut merupakan respons langsung terhadap menguatnya harga emas dunia yang terus terdorong oleh ketidakpastian geopolitik global dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral utama dunia.

Emas Dunia Tembus US$4.515 per Troy Ons, Terkuat dalam Beberapa Pekan
Di pasar internasional, harga emas spot pada siang hari Jumat (26/12/2025) mencapai US$4.515,2 per troy ons, menguat 0,82% dibandingkan penutupan sebelumnya. Pergerakan ini menjadikan emas sebagai salah satu aset dengan performa terbaik dalam sepekan terakhir.


Lonjakan harga ini terutama dipicu oleh eskalasi ketegangan geopolitik di Amerika Latin, khususnya di Venezuela. Amerika Serikat dikabarkan telah memerintahkan militer untuk memblokade kapal-kapal tanker minyak Venezuela selama dua bulan ke depan. Langkah ini merupakan bagian dari upaya Washington untuk memperkuat tekanan ekonomi terhadap pemerintahan Caracas.

Menurut laporan eksklusif Bloomberg News, Gedung Putih kini memerintahkan komandan militer untuk fokus pada karantina minyak Venezuela, bukan intervensi militer langsung. Seorang sumber yang mengetahui rencana tersebut—dan meminta anonimitas karena sensitivitas informasi—mengungkapkan bahwa hampir seluruh kapasitas operasional AS di kawasan tersebut kini dialihkan untuk mendukung blokade ekonomi tersebut.

Emas sebagai “Safe Haven” di Tengah Badai Ketidakpastian Global
Dalam kondisi geopolitik yang memanas, emas kembali menunjukkan perannya sebagai aset safe haven atau pelindung nilai. Para investor cenderung beralih ke emas ketika pasar keuangan mengalami volatilitas tinggi akibat konflik, sanksi, atau ketidakstabilan politik.

“Emas selalu menjadi pilihan utama ketika dunia sedang tidak stabil,” ujar seorang analis komoditas dari Jakarta, yang enggan disebutkan namanya. “Investor mencari aset yang likuid, netral, dan tidak bergantung pada kinerja satu negara atau perusahaan tertentu. Emas memenuhi semua itu.”

Di Indonesia, kepercayaan publik terhadap emas sebagai instrumen investasi jangka panjang dan perlindungan nilai uang masih sangat tinggi. Bahkan di tengah tren investasi digital dan kripto, emas fisik seperti Antam tetap menjadi favorit, terutama bagi generasi milenial dan Gen Z yang semakin melek literasi keuangan.

Ekspektasi Pemotongan Suku Bunga The Fed Juga Dongkrak Minat terhadap Emas
Selain faktor geopolitik, sentimen pasar juga dipengaruhi oleh ekspektasi pelonggaran moneter global. Banyak pelaku pasar kini meyakini bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga acuan lebih agresif pada tahun 2026.

Alasannya? Perlambatan ekonomi global, inflasi yang mulai mereda, dan dorongan politik untuk menjaga pertumbuhan. Sebagai aset non-yielding—artinya tidak memberikan bunga atau dividen—emas menjadi lebih menarik ketika suku bunga turun. Dalam kondisi tersebut, biaya kesempatan (opportunity cost) memegang emas berkurang, sehingga permintaan terhadap logam mulia ini cenderung meningkat.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya