Yogyakarta Siap Jadi Episentrum Perayaan Malam Tahun Baru 2026: Jutaan Wisatawan Datang, Infrastruktur Tertantang

Yogyakarta Siap Jadi Episentrum Perayaan Malam Tahun Baru 2026: Jutaan Wisatawan Datang, Infrastruktur Tertantang

yogya-pixabay-


Yogyakarta Siap Jadi Episentrum Perayaan Malam Tahun Baru 2026: Jutaan Wisatawan Datang, Infrastruktur Tertantang

Kota pelajar yang juga dikenal sebagai “Kota Gudeg” ini bersiap menyambut momentum liburan akhir tahun yang diprediksi akan menjadi salah satu yang paling ramai dalam sejarah pariwisata Yogyakarta. Menjelang Natal 2025 dan pergantian tahun ke 2026, Pemerintah Kota Yogyakarta memproyeksikan gelombang besar wisatawan dari seluruh penjuru Tanah Air—bahkan mancanegara—akan membanjiri wilayah seluas hanya 32,5 kilometer persegi ini. Angka yang beredar menyebutkan hingga 7 juta orang diprediksi akan menghabiskan liburan akhir tahun di Yogyakarta, menjadikannya sebagai salah satu destinasi paling diminati di Indonesia.



Lonjakan kunjungan ini bukan tanpa tantangan. Bersamaan dengan kedatangan jutaan wisatawan, diperkirakan hampir 1 juta unit kendaraan pribadi—baik mobil maupun sepeda motor—akan memadati jalan-jalan kota. Padahal, kapasitas infrastruktur jalan di Yogyakarta tidak dirancang untuk menampung volume lalu lintas sebesar itu. Akibatnya, volume kendaraan diprediksi meningkat hingga 20 persen dibanding hari-hari biasa, terutama pada puncak libur Natal dan malam Tahun Baru.

Malioboro Jadi Pusat Perhatian Utama
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Jalan Malioboro diprediksi akan menjadi pusat perayaan malam pergantian tahun. Kawasan ikonik yang terkenal dengan pedagang kaki lima, seni jalanan, serta nuansa budaya khas Yogyakarta itu selalu menjadi magnet utama bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun, popularitasnya juga membawa risiko: kemacetan parah dan potensi gangguan keamanan.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Polresta Yogyakarta telah menyiapkan skema rekayasa lalu lintas berlapis. “Kami akan menerapkan pengaturan akses ketat di sekitar Malioboro, terutama pada malam pergantian tahun,” ujar Kapolresta Yogyakarta dalam keterangan resmi. Salah satu strategi yang dijalankan adalah pembatasan kendaraan roda empat dan pemberlakuan jalur khusus sepeda motor guna meminimalkan kepadatan.


Selain itu, aparat keamanan juga akan menyekat akses ke titik-titik tertentu, mengalihkan arus kendaraan ke rute alternatif, serta menyiagakan petugas di zona rawan macet, seperti perempatan Titik Nol Kilometer, Jalan Jenderal Sudirman, dan sekitar Alun-Alun Utara.

Transportasi Umum Juga Merasakan Tekanan
Tak hanya jalan raya, transportasi umum pun mengalami lonjakan permintaan yang signifikan. PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 6 Yogyakarta melaporkan bahwa sejak dimulainya masa angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru), ratusan ribu penumpang telah dilayani. Rute-rute populer seperti Yogyakarta–Jakarta, Yogyakarta–Surabaya, dan Yogyakarta–Bandung mencatat okupansi tertinggi, bahkan mencapai 90–100 persen di beberapa kereta.

Namun, pihak KAI menegaskan bahwa masih tersedia puluhan ribu tiket untuk berbagai jadwal keberangkatan, terutama di hari-hari menjelang 31 Desember. “Kami mendorong masyarakat untuk memesan tiket lebih awal dan mempertimbangkan penggunaan transportasi umum sebagai alternatif ramah lingkungan dan efisien,” ungkap Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta.

Antisipasi Lebih Awal Jadi Kunci Perjalanan Nyaman
Pemerintah Kota Yogyakarta, bersama instansi terkait, mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk mengatur rencana perjalanan sejak jauh-jauh hari. Beberapa tips yang diberikan antara lain:

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya