Bolehkah Umat Islam Mengucapkan Selamat Natal? Ini Penjelasan Lengkap Hukum, Dalil, dan Cara Toleransi yang Bijak

Bolehkah Umat Islam Mengucapkan Selamat Natal? Ini Penjelasan Lengkap Hukum, Dalil, dan Cara Toleransi yang Bijak

natal-pixabay-

Bolehkah Umat Islam Mengucapkan Selamat Natal? Ini Penjelasan Lengkap Hukum, Dalil, dan Cara Toleransi yang Bijak

Setiap 25 Desember, seluruh dunia menyaksikan perayaan Natal: lampu-lampu berkelap-kelip di pohon-pohon cemara, nyanyian Jingle Bells, gereja-gereja penuh sesak, serta ungkapan “Selamat Natal” yang mengalir dari mulut satu ke mulut lainnya. Di Indonesia, negara dengan keberagaman agama yang tinggi, momen ini tak hanya dirayakan oleh umat Kristiani, tetapi juga menjadi sorotan bagi umat Islam—khususnya terkait pertanyaan yang kembali mencuat setiap tahun: bolehkah umat Islam mengucapkan “Selamat Natal”?



Pertanyaan ini bukan sekadar soal etika sosial, melainkan menyentuh ranah akidah, identitas keimanan, dan prinsip toleransi antarumat beragama. Meski tampak sederhana, jawabannya ternyata tidak hitam-putih. Umat Islam dihadapkan pada dua arus pemikiran: yang melarang secara tegas dan yang membolehkan dengan syarat. Lalu, bagaimana sebenarnya hukum mengucapkan Selamat Natal dalam Islam?

Tidak Ada Dalil Tegas, Tapi Penuh Ijtihad
Al-Qur’an dan hadis tidak secara eksplisit menyebutkan hukum mengucapkan “Selamat Natal”. Tidak ada ayat yang melarang, juga tidak ada yang membolehkan secara langsung. Karena itu, ulama menyikapinya melalui ijtihad—upaya memahami dalil-dalil umum untuk menjawab persoalan kontemporer.

Di sinilah perbedaan pendapat muncul. Di satu sisi, ulama tradisionalis (salaf) cenderung melarang. Di sisi lain, ulama kontemporer atau moderat justru membolehkan dalam konteks tertentu, asalkan tidak mengganggu akidah.


Pendapat yang Melarang: Jangan Sampai Ikut Mengakui Aqidah Lain
Mayoritas ulama konservatif, termasuk banyak ormas Islam di Indonesia, mengharamkan pengucapan Selamat Natal oleh umat Islam. Alasannya bukan sekadar formalitas, melainkan prinsip akidah tauhid yang sangat sakral.

Menurut pandangan ini, mengucapkan “Selamat Natal” bukan hanya ucapan selamat biasa. Natal dalam tradisi Kristen merayakan kelahiran Yesus sebagai “Anak Tuhan”—konsep yang secara tegas ditolak dalam Islam. Dalam Islam, Nabi Isa al-Masih adalah utusan Allah, bukan anak-Nya. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Ikhlas:

"Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia." (QS. Al-Ikhlas: 1–4)

Lebih lanjut, dalam Surah Maryam (22–25), Al-Qur’an menggambarkan kelahiran Nabi Isa terjadi di musim panas—bukan 25 Desember yang merupakan musim dingin. Ini menjadi dasar bagi ulama untuk menegaskan bahwa tanggal tersebut bukan hari kelahiran sebenarnya, melainkan tradisi Gereja.

Ucapan “Selamat Natal” pun dianggap bisa menimbulkan kesan persetujuan terhadap keyakinan yang bertentangan dengan Islam. Sebagaimana hadis riwayat Abu Dawud:

"Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari mereka."

Selain itu, Surah Al-Furqan ayat 72 melarang pemberian “kesaksian palsu”, yang oleh sebagian ulama ditafsirkan sebagai bentuk dukungan terhadap keyakinan yang tidak benar.

Pendapat yang Membolehkan: Toleransi Itu Bukan Pengkhianatan Aqidah
Di sisi lain, ulama moderat justru melihat ucapan Selamat Natal sebagai wujud akhlak mulia, bukan bentuk pengakuan terhadap keyakinan. Mereka berpegang pada prinsip al-birr (kebajikan) dan muamalah (hubungan sosial) yang diajarkan Islam.

Salah satu dalil yang sering dikutip adalah Surah Maryam ayat 33:

"Dan kesejahteraan atas diriku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali."

Ayat ini menunjukkan bahwa Nabi Isa sendiri mendoakan keselamatan di hari kelahirannya. Maka, mengucapkan “selamat” atas kelahirannya—tanpa mengakui doktrin ketuhanannya—dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap nabi yang juga dihormati dalam Islam.

Lebih kuat lagi, Surah Al-Mumtahanah ayat 8–9 menegaskan:

"Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama..."

Ayat ini menjadi landasan bagi ulama seperti Syeikh Yusuf Al-Qardhawi dan Syeikh Said Ramadhan Al-Buthi untuk membolehkan ucapan Selamat Natal, terutama dalam konteks hubungan sosial: tetangga, rekan kerja, sahabat, atau keluarga beda keyakinan.

Yang penting, menurut mereka, niat dan keyakinan tetap dipertahankan. Ucapan itu murni untuk menjaga silaturahmi dan menyebarkan kedamaian, bukan bentuk persetujuan doktrin.

Fatwa MUI: Toleransi Tanpa Campur Aqidah
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa terkait hal ini. Dalam Fatwa MUI Nomor 11 Tahun 2023 tentang Hubungan Sosial Umat Islam dengan Penganut Agama Lain, ditegaskan bahwa:

"Umat Islam dilarang ikut merayakan hari raya agama lain, termasuk mengucapkan selamat atas perayaan tersebut jika itu mengandung pengakuan terhadap ajaran agama tersebut."

Namun, MUI juga menekankan pentingnya toleransi aktif, yaitu menghormati tanpa harus ikut serta. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Kafirun ayat 6:

"Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku."

Artinya, toleransi sejati bukan berarti menyamakan semua agama, melainkan menghargai hak orang lain untuk beribadah sesuai keyakinannya, tanpa ikut campur atau menyerupai.

Cara Bijak Mengucapkan Selamat Natal bagi Muslim Moderat
Bagi umat Islam yang ingin tetap menjaga hubungan baik tanpa melanggar prinsip akidah, ada jalan tengah yang ditawarkan oleh para cendekiawan Islam kontemporer.

Contohnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pernah mengucapkan:

"Atas nama pemerintah dan pribadi saya, mengucapkan salam dan selamat merayakan Natal 25 Desember."

Perhatikan: ia tidak mengatakan “Selamat Natal”, melainkan “selamat merayakan Natal”—sebuah perbedaan semantik yang penting. Ucapan ini menghormati momen perayaan tanpa menyentuh keyakinan teologis di baliknya.

Baca juga: Misteri Video Botol Teh Pucuk 1 Menit 50 Detik yang Mendadak Viral: Apa Sih Isinya Sampai Bikin Warganet Penasaran?

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya