Presiden Prabowo Subianto Rogoh Kocek Pribadi Beli 28 Kuda Elite untuk SEA Games 2025 Hingga Hasilkan 2 Emas dan Dorong Regenerasi Peternakan Kuda Nasional

Presiden Prabowo Subianto Rogoh Kocek Pribadi Beli 28 Kuda Elite untuk SEA Games 2025 Hingga Hasilkan 2 Emas dan Dorong Regenerasi Peternakan Kuda Nasional

Prabowo-Instagram-

Membangun Fondasi Menuju Olimpiade 2028
Langkah Prabowo juga merupakan bagian dari visi jangka panjang Indonesia dalam kancah olahraga berkuda global. Setelah SEA Games 2025, Indonesia akan menghadapi Asian Games 2026 di Nagoya, Jepang, lalu kembali menjadi tuan rumah SEA Games 2027 di Kuala Lumpur, Malaysia. Puncaknya, target terbesar adalah kualifikasi dan partisipasi penuh di Olimpiade 2028 di Los Angeles, Amerika Serikat.

Untuk mendukung visi tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) juga telah memperkuat infrastruktur pelatihan. Salah satunya melalui Pusat Kesenjataan Kavaleri di Parongpong, Jawa Barat, yang kini menjadi pusat pembinaan atlet berkuda nasional. Di sini, para rider (penunggang kuda) dilatih secara intensif, dengan dukungan logistik dan teknis yang mumpuni.



Baca juga: Mentan Amran Tegas Ancam Cabut Izin Pengusaha yang Langgar HET Minyak Goreng Jelang Nataru

Namun, yang membedakan program ini dari pendekatan sebelumnya adalah keterlibatan langsung Presiden—bukan sebagai kepala negara, tetapi sebagai pribadi yang peduli terhadap masa depan olahraga dan peternakan kuda di Tanah Air.

Dari Arena ke Ladang: Misi Kemanusiaan di Balik Prestasi Olahraga
Lebih dari sekadar medali, upaya Prabowo ini menyentuh aspek sosial-ekonomi. Dengan mendistribusikan kuda-kuda unggul ke peternak lokal, pemerintah secara tidak langsung memberdayakan komunitas peternak yang selama ini kesulitan mengakses bibit berkualitas. Ini adalah bentuk sport development with social impact—pengembangan olahraga yang membawa dampak luas bagi masyarakat.


Peternak di Tompaso, misalnya, telah lama mengeluhkan minimnya stok pejantan unggul yang dapat meningkatkan kualitas keturunan kuda pacu mereka. Sementara di Takengon, permintaan terhadap kuda betina produktif terus meningkat seiring dengan tumbuhnya wisata berkuda dan pelatihan berkuda komunitas.

“Dengan program ini, kita tidak hanya mencetak atlet juara, tapi juga menciptakan ekosistem berkuda yang sehat—dari hulu ke hilir,” tegas Aryo.

 

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya