Bonnie Blue Seret Bendera Merah Putih di Depan KBRI London, Picu Kemarahan Publik Indonesia Pasca Deportasi dari Bali
Bonnie-Instagram-
Bonnie Blue Seret Bendera Merah Putih di Depan KBRI London, Picu Kemarahan Publik Indonesia Pasca Deportasi dari Bali
Nama Bonnie Blue, seorang kreator konten dewasa asal Inggris, kembali menjadi buah bibir publik Indonesia—namun kali ini dengan kontroversi yang jauh lebih memicu amarah nasional. Setelah sebelumnya dideportasi dari Bali karena pelanggaran hukum dan budaya, kini Bonnie kembali mencuri perhatian dengan aksi provokatif yang dianggap menghina simbol suci negara: bendera Merah Putih.
Aksi terbaru Bonnie, yang direkam di depan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London, menampilkan dirinya dengan santai berjalan di trotoar sambil menyelipkan bendera kebangsaan Indonesia di bagian belakang celananya—sehingga kain Merah Putih tersebut terseret di atas permukaan jalan. Rekaman itu, yang diunggah melalui akun pribadinya dan kemudian viral melalui akun Instagram seperti @canggulosophy, langsung memicu gelombang kecaman luas dari warganet Tanah Air.
Aksi Provokatif yang Dianggap Menghina Simbol Negara
Video yang diambil pada malam hari itu menunjukkan Bonnie berjalan dengan santai di bawah sorotan kamera, dikelilingi sekelompok pria berpakaian santai yang terlihat membantu proses perekaman. Tidak ada upaya menutupi wajah atau menyamarkan lokasi—justru sebaliknya, gedung megah KBRI London jelas terlihat di latar belakang, seolah menjadi sengaja dipilih sebagai “panggung” untuk aksi kontroversial tersebut.
Dalam narasi video, Bonnie menyatakan bahwa dirinya datang ke lokasi tersebut untuk “membayar denda” atas tuduhan sebelumnya di Bali, namun ia justru menuduh pihak lain—yang tak disebutkan identitasnya—telah melakukan sesuatu yang “jauh lebih menghina” terhadapnya. “Saya datang ke sini untuk membayar denda karena sebelumnya saya dianggap menghina budaya Bali. Tidak apa-apa, di sini saya akan tunjukkan apa yang para pria ini lakukan kepada saya yang jauh lebih menghina,” ujarnya dengan nada sinis.
Ia menambahkan dengan nada provokatif: “Dan saya pilih lokasi ini, agar mereka bisa menyaksikannya.”
Pernyataan tersebut memicu kecurigaan publik bahwa Bonnie tengah melakukan pembalasan atas proses hukum yang ia alami di Bali. Namun, alih-alih mengedepankan dialog atau klarifikasi, Bonnie justru memilih bentuk ekspresi yang dianggap merendahkan martabat bangsa Indonesia.
Dari Skandal di Bali hingga Deportasi
Kasus Bonnie Blue bukanlah yang pertama kali mencuat di Indonesia. Sebelumnya, pada pertengahan 2025, Bonnie sempat ditangkap oleh aparat berwenang di Bali lantaran terlibat dalam produksi konten dewasa yang dianggap melanggar norma kesopanan setempat serta aturan imigrasi. Bali, sebagai destinasi wisata yang sarat nilai budaya dan spiritual, memiliki sensitivitas tinggi terhadap perilaku yang dianggap merusak moral atau menghina tradisi lokal.
Usai menjalani proses hukum—yang mencakup denda administratif dan penahanan sementara—pihak Direktorat Jenderal Imigrasi Republik Indonesia mengambil keputusan tegas: Bonnie Blue dideportasi kembali ke negara asalnya dan diberikan sanksi larangan masuk ke wilayah Indonesia selama 10 tahun penuh, terhitung sejak tanggal deportasi.
Keputusan tersebut merupakan bentuk penegakan hukum yang sejalan dengan UU No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, yang memungkinkan pemerintah menolak atau melarang masuknya warga negara asing yang melanggar hukum atau norma sosial di Indonesia.
Ekses Emosional atau Strategi Konten Viral?
Banyak pihak mempertanyakan motif di balik aksi Bonnie di depan KBRI London. Apakah ini murni ekspresi emosional akibat rasa ketidakadilan yang ia rasakan? Atau strategi konten viral untuk menarik perhatian audiens global—khususnya di tengah ketatnya persaingan di platform media sosial?
Yang jelas, bagi masyarakat Indonesia, bendera Merah Putih bukan sekadar kain berwarna. Ia adalah simbol kedaulatan, perjuangan, dan persatuan bangsa—sakral dan tak boleh diperlakukan sembarangan. Menyaksikan bendera itu diseret di jalanan, apalagi di depan perwakilan resmi negara, dianggap sebagai penghinaan terhadap jutaan rakyat Indonesia yang menghormati nilai-nilai kebangsaan.
Kemarahan publik pun meluas. Tagar seperti #BonnieBlueHinaMerahPutih dan #BoikotBonnieBlue sempat menduduki trending topic di Twitter Indonesia. Berbagai komunitas nasionalis, organisasi kepemudaan, hingga influencer Tanah Air turut angkat suara, menuntut KBRI London untuk mengambil sikap diplomatik, meski aksi tersebut terjadi di wilayah hukum Inggris.