Tragedi Maut di Tol Krapyak: Bus PO Cahaya Trans Tabrak Pembatas, 15 Nyawa Melayang di Subuh Kelam
jalan tol-daveharrhy740/pixabay-
Tragedi Maut di Tol Krapyak: Bus PO Cahaya Trans Tabrak Pembatas, 15 Nyawa Melayang di Subuh Kelam
Dini hari yang seharusnya tenang berubah menjadi mimpi buruk di ruas simpang susun exit Tol Krapyak, Kota Semarang, Senin (22/12/2025). Sebuah bus milik PO Cahaya Trans mengalami kecelakaan maut yang menewaskan 15 orang dan melukai 19 penumpang lainnya. Peristiwa ini mengguncang warga sekitar dan menimbulkan keprihatinan mendalam di kalangan masyarakat serta pemerhati keselamatan transportasi darat.
Bus berpelat B7201 IV tersebut sedang dalam perjalanan rutin dari Jatiasih, Bekasi, menuju Yogyakarta. Namun, nasib berkata lain. Sekitar pukul 01.30 WIB, bus yang membawa 34 penumpang tiba-tiba kehilangan kendali saat melintas di simpang susun tol tersebut. Diduga melaju dengan kecepatan tinggi, kendaraan besar itu menabrak pembatas jalan sebelum akhirnya terguling dan terbalik di sisi jalan tol.
Evakuasi Dramatis di Tengah Kegelapan
Upaya penyelamatan berlangsung dramatis dan penuh tantangan. Tim Search and Rescue (SAR) Semarang bersama unsur gabungan—meliputi Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Jasa Marga, Palang Merah Indonesia (PMI), serta relawan setempat—bekerja keras sejak lokasi kejadian pertama kali dilaporkan.
Kepala Kantor SAR Semarang, Budiono, mengungkapkan bahwa proses evakuasi tidak berjalan mulus. “Beberapa korban terjepit di antara bangku dan struktur bus yang rusak parah. Belum lagi pecahan kaca dan puing logam memenuhi area dalam kendaraan,” ujarnya saat dihubungi di lokasi.
Tim SAR harus merangkak masuk ke dalam badan bus yang terguling, membuka akses dengan alat pemotong hidrolik, dan mengeluarkan korban satu per satu dengan sangat hati-hati. Kegelapan dini hari dan cuaca yang lembap menambah tingkat kesulitan operasi penyelamatan.
“Kami tidak bisa terburu-buru. Setiap gerakan harus dipastikan aman agar tidak memperparah kondisi korban,” tambah Budiono.
Evakuasi berakhir sekitar pukul 04.00 WIB, setelah seluruh korban berhasil dievakuasi. Lima belas korban dinyatakan meninggal dunia di tempat, sementara 19 lainnya segera dilarikan ke sejumlah rumah sakit rujukan terdekat, termasuk RSP Kariyadi, RS Columbia Asia, RSUD dr. Adhyatma, MPH, dan RS Tugu Semarang.
Siapa PO Cahaya Trans?
PO Cahaya Trans bukan nama asing di dunia transportasi darat Indonesia. Perusahaan otobus ini dikenal melayani trayek Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dengan rute utama dari Jabodetabek—meliputi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi—menuju kota-kota di Jawa Tengah dan Yogyakarta, seperti Semarang, Salatiga, Boyolali, Kartasura, Delanggu, Klaten, Prambanan, hingga Yogyakarta.
Menurut informasi dari laman resmi perusahaan, PO Cahaya Trans juga menyediakan layanan angkutan pariwisata dan cargo. Armadanya dilengkapi fasilitas modern untuk menjamin kenyamanan penumpang, seperti sistem pendingin udara (AC), LED TV, sistem audio musik, toilet dalam bus, sandaran kaki (leg rest), kursi yang bisa direbahkan (reclining seat), bantal dan selimut, colokan charger, serta ruang bagasi kabin.
Fasilitas mewah tersebut seolah menjadi ironi di tengah tragedi yang terjadi. Bus yang seharusnya menjadi sarana aman dan nyaman justru menjadi lokasi maut yang merenggut nyawa puluhan orang tak berdosa.
Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki
Hingga kini, penyebab pasti kecelakaan maut tersebut masih dalam penyelidikan intensif oleh pihak berwenang. Namun, berdasarkan keterangan sementara dari saksi mata dan analisis awal petugas di lapangan, diduga kuat bahwa sopir kehilangan kendali akibat kecepatan tinggi saat melewati tikungan di simpang susun tol Krapyak.
“Kami belum bisa menyimpulkan apakah faktor human error, kondisi kendaraan, atau faktor eksternal seperti jalan licin atau kabut yang menjadi pemicu utama. Tim forensik dan teknisi sedang meninjau rekaman CCTV dan kondisi fisik kendaraan,” jelas Budiono.
Pihak kepolisian juga telah mengamankan sopir dan kenek bus untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Sementara itu, manajemen PO Cahaya Trans dikabarkan telah mengirim tim krisis untuk memberikan bantuan logistik, psikologis, dan koordinasi dengan keluarga korban.