PT Tambang Mas Sangihe (TMS) Milik Siapa? Mengupas Profil Perusahaan Tambang Emas yang Jadi Sorotan Publik
tanda tanya-qimono/pixabay-
PT Tambang Mas Sangihe (TMS) Milik Siapa? Mengupas Profil Perusahaan Tambang Emas yang Jadi Sorotan Publik
Belakangan ini, nama PT Tambang Mas Sangihe (TMS) mendadak mencuri perhatian publik. Bukan hanya di kalangan pengamat pertambangan atau aktivis lingkungan, tapi juga di jagat media sosial. Tagar terkait perusahaan ini sempat viral di berbagai platform digital, memicu keingintahuan masyarakat luas: Siapa sebenarnya di balik PT TMS? Apa latar belakang operasionalnya? Dan mengapa keberadaannya kini menuai sorotan tajam?
Artikel ini akan mengupas tuntas profil PT Tambang Mas Sangihe, mulai dari sejarah pendiriannya, izin operasional, hingga struktur kepemilikannya—semua disajikan dengan pendekatan jurnalistik yang akurat dan informatif, serta mempertimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan dan sosial yang kini menjadi isu sentral di tengah masyarakat.
Awal Mula: Dari East Asia Minerals ke PT Tambang Mas Sangihe
PT Tambang Mas Sangihe bukanlah perusahaan baru yang muncul tiba-tiba. Jejak operasionalnya membentang hingga lebih dari dua dekade lalu. Perusahaan ini sebelumnya dikenal dengan nama East Asia Minerals Corporation, sebuah entitas eksplorasi mineral yang berbasis di Kanada.
East Asia Minerals pertama kali memperoleh izin eksplorasi awal di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, pada tahun 1997. Sejak saat itu, perusahaan ini mulai memetakan potensi kandungan emas di wilayah kepulauan yang terletak di ujung utara Sulawesi tersebut—kawasan yang dikenal kaya akan sumber daya alam, namun juga rentan secara ekologis dan sosial.
Pada periode 2015–2016, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan izin lanjutan berupa Kontrak Karya untuk eksplorasi tambang emas. Izin tersebut mencakup wilayah seluas 82.080 hektare, menandai komitmen serius perusahaan dalam mengembangkan proyek pertambangan jangka panjang di kawasan tersebut.
Perluasan Wilayah dan Perubahan Status Operasional
Langkah strategis berikutnya terjadi pada 2018–2020, ketika PT TMS—yang kini telah menggantikan nama East Asia Minerals di tingkat lokal—mendapatkan izin eksplorasi tambahan di Blok A 10PK0189, Kepulauan Sangihe. Luas areanya mencapai 41.963 hektare.
Namun, titik balik paling signifikan datang pada 29 Januari 2021. Melalui Surat Keputusan Kementerian ESDM Nomor 163 K/MB.04/DJB/2021, PT Tambang Mas Sangihe resmi dikukuhkan sebagai pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP). Artinya, perusahaan ini tak lagi hanya melakukan eksplorasi, melainkan telah memasuki tahap produksi komersial emas.
Lokasi tambang yang disahkan dalam izin tersebut tetap berada di Blok A 10PK0189, dengan luas sekitar 42.000 hektare—angka yang hampir setara dengan wilayah administratif sebuah kabupaten kecil di Indonesia.
Siapa Pemilik PT Tambang Mas Sangihe?
Pertanyaan paling krusial yang banyak dilontarkan publik adalah: siapa sebenarnya pemilik PT Tambang Mas Sangihe?
Berdasarkan catatan kepemilikan korporat dan laporan eksplorasi internasional, PT TMS merupakan anak perusahaan dari Barrick Gold Corporation—salah satu raksasa pertambangan emas global yang berbasis di Kanada—melalui entitas pengembangan proyeknya di Asia Tenggara. Namun, dalam perkembangan terbaru, saham mayoritas pengelolaan proyek Sangihe kini dikendalikan oleh PT Sangihe Gold Corporation, yang merupakan entitas lokal yang terafiliasi dengan Baru Group.
Baru Group sendiri adalah perusahaan publik berbasis di Kanada yang fokus pada eksplorasi dan pengembangan proyek logam mulia di Indonesia. Perusahaan ini aktif sejak awal 2010-an dan telah terlibat dalam sejumlah proyek pertambangan di wilayah Sulawesi dan Maluku.
Salah satu figur kunci di balik operasional PT TMS adalah Terry Filbert, seorang profesional dengan pengalaman lebih dari 18 tahun di industri pertambangan dan eksplorasi. Sejak tahun 2005, Filbert aktif dalam berbagai proyek eksplorasi di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah kepulauan yang memiliki potensi mineral tinggi namun juga tantangan lingkungan yang kompleks.