Rupiah Melemah di Awal Perdagangan, Investor Tahan Napas Menanti Data Ketenagakerjaan AS

Rupiah Melemah di Awal Perdagangan, Investor Tahan Napas Menanti Data Ketenagakerjaan AS

uang-pixabay-


Rupiah Melemah di Awal Perdagangan, Investor Tahan Napas Menanti Data Ketenagakerjaan AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami tekanan sejak awal perdagangan Selasa (16/12/2025). Meski sempat dibuka stagnan di level Rp 16.668 per dolar AS—sama persis dengan posisi penutupan sehari sebelumnya—mata uang Garuda tak bertahan lama di zona netral. Dalam hitungan menit, rupiah langsung tergelincir ke teritori negatif, menandai awal pekan yang penuh kehati-hatian di pasar keuangan domestik.



Pada pukul 09.06 WIB, rupiah tercatat melemah tipis 0,06% menjadi Rp 16.678 per dolar AS. Pergerakan ini mencerminkan sikap investor yang cenderung menahan diri, menunggu rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat dalam beberapa hari ke depan. Ketidakpastian global dan dinamika makro domestik turut menjadi latar belakang volatilitas ringan yang terjadi pagi ini.

Pergerakan Variatif di Asia, Rupiah Ikut Terkoreksi
Tak hanya rupiah, mata uang-mata uang utama kawasan Asia juga menunjukkan pergerakan yang bervariasi terhadap greenback. Di sisi yang melemah, baht Thailand mencatat depresiasi paling tajam sebesar 0,25%, diikuti oleh won Korea Selatan yang turun 0,19%, serta dolar Taiwan yang terkoreksi 0,18%. Rupiah berada tepat di atas mereka, menjadikannya salah satu dari sedikit mata uang Asia yang ikut terkoreksi di tengah pasar yang menunggu arah kebijakan moneter global.

Di sisi sebaliknya, sejumlah mata uang Asia justru menguat. Peso Filipina menjadi pemenang hari ini dengan apresiasi sebesar 0,22%, diikuti oleh yen Jepang yang naik 0,20%. Yuan China, dolar Hong Kong, dan ringgit Malaysia juga mencatat penguatan meski dalam kisaran terbatas masing-masing 0,07%, 0,06%, dan 0,03%. Fluktuasi ini menunjukkan perbedaan sentimen investor terhadap fundamental ekonomi masing-masing negara, sekaligus menyoroti posisi Indonesia yang masih rentan terhadap arus modal asing jangka pendek.


Wait and See Jadi Strategi Utama Investor
Di balik pergerakan rupiah yang cenderung stagnan lalu melemah, investor tampaknya memilih strategi wait and see. Fokus pasar kini tertuju pada rilis data ketenagakerjaan non-pertanian (non-farm payroll/NFP) AS untuk bulan November, yang dijadwalkan keluar dalam pekan ini. Data tersebut menjadi salah satu indikator paling penting dalam menilai kesehatan ekonomi terbesar dunia tersebut.

Konsensus pasar memperkirakan bahwa perekonomian AS hanya menciptakan sekitar 50.000 lapangan kerja baru pada bulan lalu, sementara tingkat pengangguran diprediksi bertahan di level 4,5%. Angka tersebut, jika benar-benar terealisasi, akan menggambarkan perlambatan signifikan dalam dinamika pasar tenaga kerja—meski belum sampai pada titik krisis. Namun, justru di sinilah dilemanya: perlambatan tenaga kerja bisa menjadi sinyal bagi The Fed untuk mempertimbangkan pelonggaran moneter, termasuk potensi penurunan suku bunga acuan pada tahun 2026.

Dilema Pasar: Perlambatan Ekonomi Bisa Jadi Kabar Buruk atau Baik?
Dalam wawancara dengan Bloomberg News, Michael Wilson, Chief Investment Officer sekaligus Strategist di Morgan Stanley, menyampaikan pandangan menarik: “Kita sudah kembali ke rezim di mana baik itu buruk, dan buruk itu baik.” Menurutnya, pemulihan pasar tenaga kerja—yang biasanya dianggap sebagai kabar positif—justru bisa menjadi angin segar bagi prospek kenaikan suku bunga, sehingga berpotensi mengurangi peluang The Fed untuk menurunkan suku bunga di masa depan.

Situasi ini menciptakan paradoks bagi investor. Di satu sisi, mereka menginginkan ekonomi yang stabil dan lapangan kerja yang terus tumbuh; namun di sisi lain, mereka juga mengharapkan stimulus moneter agar pasar keuangan tetap likuid dan aset berisiko tetap menarik. Karena itu, data ketenagakerjaan AS pekan ini bukan sekadar angka—melainkan kunci yang akan membuka arah kebijakan moneter global dalam beberapa bulan ke depan.

Baca juga: Selisih Umur Joshua Khubani dan Kezia Aletheia Berapa? Inilah Biodata Pacar Baru Mantan Kekasih Jovial Da Lopez, Benarkah Pengusaha Muda Kaya Raya?

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya