Tragedi Penembakan di Brown University: Dua Jiwa Melayang, Delapan Terluka dalam Kegelapan Akhir Semester

Tragedi Penembakan di Brown University: Dua Jiwa Melayang, Delapan Terluka dalam Kegelapan Akhir Semester

Ilustrasi kejahatan--

Tragedi Penembakan di Brown University: Dua Jiwa Melayang, Delapan Terluka dalam Kegelapan Akhir Semester
Sebuah tragedi memilukan mengguncang kampus bergengsi Brown University di Providence, Rhode Island, Amerika Serikat, pada Sabtu (13/12/2025), ketika penembakan brutal menewaskan dua orang dan melukai delapan lainnya. Insiden ini terjadi di tengah ujian akhir semester, momen yang seharusnya penuh fokus dan ketenangan, namun berubah menjadi mimpi buruk bagi ribuan mahasiswa, staf, dan keluarga di sekitar kampus Ivy League tersebut.

Wali Kota Providence, Brett Smiley, dalam konferensi pers darurat, menyatakan bahwa dua korban tewas akibat tembakan mematikan di dalam Gedung Teknik Barus dan Holley—salah satu pusat akademik utama universitas. “Hal yang tak terbayangkan telah terjadi,” ujar Gubernur Rhode Island, Daniel McKee, suaranya bergetar menahan emosi di hadapan awak media yang berkumpul di luar kampus.



Kegaduhan di Tengah Ujian Akhir
Brown University, yang menampung sekitar 11.000 mahasiswa dari dalam dan luar negeri, tengah melangsungkan hari kedua ujian akhir semester gugur ketika tembakan pertama terdengar sekitar pukul 16.20 waktu setempat (waktu New York). Universitas segera mengumumkan status “penembak aktif” dan memerintahkan seluruh warga kampus untuk shelter in place—berlindung di tempat masing-masing dan mengunci pintu.

Menurut Wakil Rektor Brown University, Francis J. Doyle III, sistem keamanan kampus biasanya membatasi akses gedung setelah jam kerja dengan kartu akses khusus. Namun, karena sedang masa ujian, lalu lintas mahasiswa dan pengunjung sangat tinggi, sehingga memungkinkan seseorang tak dikenal masuk tanpa terdeteksi. "Ini adalah kelemahan yang tidak pernah kami duga bisa dimanfaatkan dalam cara yang mengerikan seperti ini," kata Doyle.

Pencarian Pelaku dan Respons Darurat
Pihak berwenang meluncurkan operasi pencarian berskala besar terhadap seorang pria tersangka yang dilaporkan mengenakan pakaian serba hitam dan kabur dari lokasi kejadian dengan berjalan kaki. Hingga Minggu pagi (14/12), senjata yang digunakan dalam penembakan belum ditemukan, meskipun Gedung Barus dan Holley telah digeledah secara menyeluruh.


Kepolisian Providence dibantu oleh Polisi Kampus Brown, FBI, serta Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak (ATF) AS dalam investigasi mendalam. Namun, hingga saat ini, otoritas belum mengungkap identitas korban atau motif pelaku. Mereka juga enggan memastikan apakah para korban adalah mahasiswa, staf, atau pengunjung—dan memperingatkan kemungkinan ditemukannya korban tambahan.

Kondisi Korban dan Dampak Kemanusiaan
Delapan korban luka telah dirawat di Rumah Sakit Rhode Island. Menurut keterangan Kelly Brennan, juru bicara senior rumah sakit, satu korban berada dalam kondisi kritis, enam lainnya dalam kondisi kritis namun stabil, dan satu lagi dalam kondisi stabil. Tim medis bekerja tanpa henti untuk menyelamatkan nyawa mereka, sementara keluarga korban berada dalam ketidakpastian yang menyakitkan.

“Kita tinggal seminggu lagi menjelang Natal,” kata Wali Kota Smiley dengan suara berat. “Dua orang tewas hari ini, delapan lainnya terluka, dan seluruh komunitas kita terguncang. Tapi saya tahu betul: momen terbaik Providence adalah ketika kita bersatu di tengah kesedihan.”

Respons Nasional dan Duka dari Tokoh Publik
Tragedi ini tidak hanya mengguncang Rhode Island, tetapi juga menarik perhatian nasional. Mantan Presiden Donald Trump, yang baru saja menghadiri pertandingan sepak bola Army-Navy di Baltimore, menyatakan keprihatinannya kepada awak media. “Ini sungguh hal yang mengerikan... Yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah berdoa untuk korban. Ini sungguh menyedihkan,” ujarnya.

Respons serupa datang dari berbagai tokoh politik, akademisi, dan tokoh masyarakat, yang menyerukan tindakan nyata terhadap krisis kekerasan senjata yang terus menghantui kampus-kampus dan ruang publik di seluruh Amerika Serikat.

Brown University: Pilar Akademik dan Ekonomi Rhode Island
Berdiri sejak 1764, Brown University bukan hanya simbol keunggulan akademik, tetapi juga salah satu pemberi kerja terbesar di Rhode Island, dengan hampir 5.500 karyawan. Dipimpin oleh Presiden Christina Paxson—seorang ekonom terkemuka sejak 2012—universitas ini juga berperan aktif dalam pengembangan ekonomi dan sosial negara bagian.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya