Lirik Lagu Golden oleh Ejae, Audrey Nuna, dan Rei Ami Lengkap dengan Terjemahan Indonesia

Lirik Lagu Golden oleh Ejae, Audrey Nuna, dan Rei Ami Lengkap dengan Terjemahan Indonesia

Golden-Instagram-


Lirik Lagu Golden oleh Ejae, Audrey Nuna, dan Rei Ami Lengkap dengan Terjemahan Indonesia: Anthem Kebangkitan Diri yang Menggema di Dunia K-Pop dan Layar Lebar

Di tengah gegap gempita industri hiburan Korea Selatan yang terus berkembang, muncul sebuah lagu yang tak hanya menjadi soundtrack sebuah proyek animasi unik, tetapi juga menyentuh jiwa jutaan pendengarnya di seluruh dunia. Lagu berjudul “Golden”, yang dinyanyikan oleh tiga vokalis berbakat—Ejae, Audrey Nuna, dan Rei Ami—telah menjadi fenomena global berkat pesan penuh keberanian, transformasi, dan penerimaan diri yang dikemas dalam melodi energetik dan lirik yang menggugah semangat.



Lagu ini merupakan bagian dari soundtrack resmi film animasi “K-POP Demon Hunters”, sebuah kolaborasi kreatif antara Sony Pictures Animation dan dunia K-Pop yang menggabungkan fantasi, aksi, dan musik pop Korea dalam satu sajian visual yang memukau. Namun, jauh melampaui perannya sebagai pelengkap narasi visual, “Golden” berhasil berdiri sendiri sebagai anthem empowerment generasi muda yang sedang mencari jati diri di tengah tekanan sosial dan ekspektasi.

Ditonton Lebih dari 813 Juta Kali—Sebuah Bukti Kekuatan Emosional dan Musikal
Sejak dirilis melalui kanal YouTube resmi Sony Pictures Animation, video musik “Golden” telah mencatatkan angka fantastis: lebih dari 813 juta views. Angka ini bukan sekadar statistik—ia mencerminkan resonansi emosional yang mendalam antara lagu tersebut dan para pendengarnya. Dari Seoul hingga Jakarta, dari Los Angeles hingga Lagos, jutaan orang menemukan cerminan diri mereka dalam lirik yang penuh kerentanan namun penuh kekuatan.

Apa yang membuat “Golden” begitu menyentuh? Jawabannya terletak pada narasi universal tentang perjalanan dari kegelapan menuju cahaya—dari merasa seperti “hantu” yang tak terlihat, hingga akhirnya berdiri tegak di atas panggung, bersinar tanpa rasa takut.


Lirik yang Menyuarakan Perjuangan dan Kemenangan Diri
Dibuka dengan baris yang puitis namun menusuk:

“I was a ghost, I was alone…”

Lagu ini langsung membawa pendengar ke dalam ruang intim seorang individu yang merasa terasing—baik dari lingkungan, norma sosial, maupun dari dirinya sendiri. Namun, perjalanan itu tidak berakhir di sana. Melalui bait demi bait, “Golden” menggambarkan proses metamorfosis batin: dari keraguan diri menjadi kepercayaan, dari penolakan menjadi penerimaan, dan dari keterasingan menjadi kebersamaan.

Salah satu bagian paling ikonik dalam lagu ini adalah pengakuan:

“Called a problem child ‘cause I got too wild / But now that’s how I’m getting paid, kkeuteopsi on stage.”

Baris ini bukan hanya sekadar pameran sikap rebellious ala selebriti muda—ia adalah pernyataan bahwa apa yang dulu dianggap sebagai kelemahan, justru menjadi kekuatan utama di masa kini. Ini adalah pesan yang sangat relevan di era di mana banyak anak muda merasa gagal karena tidak “cukup baik” menurut standar masyarakat.

Kolaborasi Tiga Suara, Satu Jiwa
Keberhasilan “Golden” juga tak lepas dari sinergi vokal antara Ejae, Audrey Nuna, dan Rei Ami. Masing-masing penyanyi membawa warna vokal yang unik—Ejae dengan nada hangat dan stabil, Audrey Nuna dengan vokal tajam dan penuh ekspresi, serta Rei Ami yang menyuntikkan energi segar ala idol K-Pop. Namun, ketiganya menyatu sempurna dalam harmoni yang mencerminkan semangat kolektif: kita tidak sendirian dalam perjuangan ini.

Lirik seperti “You know together we’re glowin’” dan “‘Cause we are hunters, voices strong” memperkuat narasi bahwa keberanian untuk bersinar bukanlah perjalanan soliter. Ia lahir dari dukungan, persaudaraan, dan keyakinan bersama.

Mengapa “Golden” Lebih dari Sekadar Lagu Soundtrack?
Meskipun awalnya dirancang sebagai bagian dari narasi “K-POP Demon Hunters”—sebuah cerita fiksi tentang grup K-Pop yang melawan iblis—makna “Golden” melampaui konteks fiksi tersebut. Ia menjadi metafora hidup nyata: bahwa setiap orang, pada dasarnya, adalah pemburu iblis dalam dirinya sendiri—keraguan, rasa malu, takut gagal, dan suara-suara negatif yang terus menggema di kepala.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya