Zulkifli Hasan Buka Suara soal Video Viral Debat dengan Harrison Ford: Saya Dijadikan Penjahat dalam Narasi Asing

Zulkifli Hasan Buka Suara soal Video Viral Debat dengan Harrison Ford: Saya Dijadikan Penjahat dalam Narasi Asing

Zulhas-Instagram-

Zulkifli Hasan Buka Suara soal Video Viral Debat dengan Harrison Ford: Saya Dijadikan Penjahat dalam Narasi Asing

Nama Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan kembali menjadi sorotan publik setelah sebuah video lama yang menampilkan dirinya berdebat dengan aktor Hollywood ternama, Harrison Ford, kembali viral di media sosial. Kali ini, Zulkifli—yang akrab disapa Zulhas—angkat bicara secara gamblang dalam episode terbaru podcast Curhat Bang yang dipandu oleh mantan atlet basket nasional, Denny Sumargo (Densu).



Dalam sesi yang penuh canda namun sarat refleksi itu, Zulhas tidak hanya menjelaskan konteks di balik momen kontroversial tersebut, tetapi juga mengungkap dinamika politik, lingkungan, dan diplomasi yang jarang diketahui publik saat itu.

Kontroversi yang Berusia Satu Dekade Kembali Mengemuka
Video yang kini kembali beredar luas di platform digital sebenarnya direkam pada tahun 2014, tepat saat Zulhas menjabat sebagai Menteri Kehutanan dalam Kabinet Indonesia Bersatu II di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam rekaman tersebut, ia tampak berdiskusi—bahkan terlihat bersitegang—dengan Harrison Ford, yang tengah melakukan perjalanan dokumenter lingkungan ke Taman Nasional Tesso Nilo di Riau.

Tesso Nilo, yang dulu dikenal sebagai salah satu ekosistem hutan hujan tropis terkaya di Asia Tenggara, saat itu mengalami degradasi parah akibat pembalakan liar, kebakaran hutan, dan perambahan lahan untuk perkebunan kelapa sawit. Ford, yang dikenal sebagai aktivis lingkungan, tampak khawatir dan mempertanyakan komitmen pemerintah Indonesia dalam melindungi kawasan konservasi tersebut.


Namun, menurut Zulhas, narasi yang ditampilkan dalam video itu tidak utuh. Ia menegaskan bahwa momen tersebut justru direkayasa sebagai bagian dari produksi film dokumenter, lengkap dengan teknik sinematografi dan pengeditan yang menempatkannya dalam posisi “villain” atau tokoh antagonis.

“Saya Dijadikan Penjahat demi Dramatisasi Film”
Dalam wawancara dengan Densu, Zulhas menceritakan pengalaman tak biasa yang ia alami saat pertemuan itu. Ia mengungkap bahwa ketika tiba di ruang kerjanya, seluruh ruangan berukuran 4x4 meter telah dipasangi empat kamera di setiap sudut.

“Saya datang ke kantor saya, ternyata sudah disetting. Jadi ruangan saya dikasih empat kamera di setiap sudutnya,” ujarnya sambil tertawa kecil, seolah mengingat kembali kejadian yang terasa seperti adegan film.

Zulhas lalu menyimpulkan bahwa produksi dokumenter tersebut sengaja menciptakan narasi konflik—dengan dirinya sebagai “penjahat” yang melindungi kepentingan perusak hutan, sementara Harrison Ford digambarkan sebagai pahlawan yang memperjuangkan alam.

“Saya sadar, ini bukan sekadar wawancara. Ini syuting film. Dan dalam film, pasti ada pahlawan dan penjahat. Saya yang jadi penjahatnya,” imbuhnya dengan nada getir.

Perbedaan Konteks: AS vs Indonesia dalam Menangani Masalah Lingkungan
Salah satu poin penting yang disampaikan Zulhas dalam perdebatan dengan Ford adalah perbedaan fundamental antara sistem pemerintahan Indonesia dan Amerika Serikat.

“Saya katakan ke Ford, di Indonesia, pemimpin dipilih langsung oleh rakyat. Kami baru saja menerapkan sistem demokrasi yang sesungguhnya. Jadi, tidak semudah di AS yang bisa langsung menindak siapa pun,” terangnya.

Saat itu, menurut Zulhas, situasi di Tesso Nilo sangat kompleks. Sekitar 50 ribu orang—termasuk petani kecil, perusahaan, dan jaringan ilegal—telah menguasai lahan tersebut. Menindaknya secara paksa, tanpa pendekatan sosial dan politik yang matang, berpotensi memicu konflik sosial yang lebih besar.

“Kalau saya datang dengan pasukan dan menangkap mereka semua, apa yang terjadi? Bisa terjadi kerusuhan. Ini bukan soal keberanian, tapi soal kebijaksanaan,” tambahnya.

Video yang Diedit: “Saya Tidak Punya Akses ke Rekaman Asli”
Zulhas juga mengungkap dugaan adanya manipulasi narasi melalui proses editing. Ia menegaskan bahwa ia sama sekali tidak memiliki salinan rekaman asli, karena seluruh proses produksi dikendalikan oleh tim Harrison Ford.

“Mungkin dipotong atau diedit, karena dia yang punya kamera dan saya gak punya,” ucap Zulhas.

Denny Sumargo pun merespons dengan penasaran:

“Perasaan bapak menjelaskan gak sepanjang ini, Pak?”

Zulhas langsung menanggapi dengan tegas: “Ya, karena videonya diedit agar tampak dramatis.”

Kini, di Era Prabowo, Penegakan Hukum Lebih Tegas
Meski situasi pada 2014 membatasi ruang gerak Zulhas sebagai menteri, ia mengakui bahwa kini—di bawah kepemimpinan Menteri Pertahanan sekaligus calon presiden Prabowo Subianto—penegakan hukum di kawasan hutan jauh lebih tegas dan terstruktur.

“Dulu tidak bisa ditindak karena banyak pihak berkuasa di sana, sekarang sudah berbeda. Di bawah kepemimpinan Pak Prabowo, aparat berani turun tangan,” ungkapnya, menandai perubahan signifikan dalam pendekatan kebijakan lingkungan.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya