Taman Nasional Tesso Nilo Memanas: Ribuan Massa Serbu Kawasan Konservasi, Satgas PKH Dipaksa Mundur

Taman Nasional Tesso Nilo Memanas: Ribuan Massa Serbu Kawasan Konservasi, Satgas PKH Dipaksa Mundur

Nilo-Instagram-

Taman Nasional Tesso Nilo Memanas: Ribuan Massa Serbu Kawasan Konservasi, Satgas PKH Dipaksa Mundur

Situasi di kawasan konservasi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Kabupaten Pelalawan, Riau, kembali berada dalam kondisi mencekam. Konflik antara ribuan massa dengan pihak pengelola kawasan konservasi semakin meningkat setelah serangkaian aksi protes berlangsung dalam beberapa hari terakhir.



Ketegangan ini berawal dari demonstrasi besar-besaran di Kota Pekanbaru yang diikuti ribuan orang. Aksi tersebut digelar sebagai bentuk penolakan terhadap upaya pemerintah—khususnya Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH)—dalam mengembalikan fungsi kawasan Tesso Nilo sebagai hutan konservasi.

Ribuan Massa Merangsek Masuk ke Kawasan Hutan

Setelah aksi demo di Pekanbaru, gelombang tekanan tidak berhenti. Ribuan massa kemudian bergerak menuju inti kawasan Taman Nasional Tesso Nilo. Dalam rekaman yang beredar di media sosial, terlihat kerumunan memasuki wilayah konservasi secara paksa.


Kehadiran massa dalam jumlah besar membuat para petugas Satgas PKH yang bertugas di lapangan memilih mundur untuk menghindari bentrokan. Mereka terpaksa menghentikan kegiatan penertiban sementara waktu karena situasi tidak memungkinkan untuk melanjutkan operasi dengan aman.

Upaya Satgas PKH: Merebut Kembali 81.793 Hektare Kawasan Hutan

Satgas PKH selama ini ditugaskan untuk mengembalikan 81.793 hektare lahan Taman Nasional Tesso Nilo yang selama bertahun-tahun dikuasai secara ilegal. Sebelumnya, sekitar 40 ribu hektare dari kawasan tersebut telah berubah menjadi permukiman serta perkebunan kelapa sawit tanpa izin.

Ketua Satgas PKH, Febrie Adriansyah, yang juga menjabat sebagai Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, menjelaskan bahwa proses pembebasan lahan di lapangan bukanlah perkara mudah. Tantangan terbesar datang dari:

maraknya sertifikat hak milik (SHM) ilegal,

isu relokasi warga yang sudah terlanjur bermukim,

serta penolakan sebagian besar masyarakat yang merasa bergantung pada lahan tersebut.

Dalam keterangannya pada 9 Juli 2025, Febrie menjelaskan bahwa tugas utama Satgas PKH adalah mengembalikan fungsi hutan konservasi demi menjaga keanekaragaman hayati.

“Satgas berupaya keras untuk mengembalikan fungsi Taman Nasional sebagai kawasan konservasi guna melindungi ekosistem hayati dan pelestariannya. Kami telah melakukan penguasaan seluas 81.793 hektare dan akan terus mengupayakan pengembalian fungsi hutan,” ujarnya.

Upaya satgas juga mencakup pencabutan SHM ilegal yang ditemukan berada di atas kawasan taman nasional.

Aksi Penolakan Berujung Perusakan Fasilitas

Ketegangan semakin memuncak pada Kamis, 20 November 2025, ketika ribuan massa kembali menggelar aksi protes besar-besaran di Pekanbaru. Aksi tersebut kemudian berlanjut ke dalam kawasan hutan.

Dalam unggahan resmi akun Instagram @btn_tessonilo pada Jumat, 21 November 2025, massa dilaporkan merangsek masuk secara paksa dan memaksa Satgas PKH mundur dari pos-pos mereka.

Tidak hanya itu, beberapa fasilitas taman nasional turut menjadi sasaran. Posko penanaman yang dibangun untuk kegiatan restorasi hutan disebutkan rusak parah setelah dibongkar oleh kelompok massa.

Baca juga: Istriku Tiga Takdirku Gila Season 2: Kapan Tayang dan di Mana Bisa Ditonton? Ini Update Terbarunya

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya