Apa Itu IMIP? Menhan Soroti Isu Bandara yang Disebut Sulit Diakses Aparat Pemerintah
tanda tanya-geralt/pixabay-
Apa Itu IMIP? Menhan Soroti Isu Bandara yang Disebut Sulit Diakses Aparat Pemerintah
Isu mengenai kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) kembali mencuri perhatian publik. Sorotan itu semakin menguat setelah Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kerja selama dua hari ke kawasan industri raksasa tersebut pada Rabu dan Kamis, 19–20 November 2025. Kehadiran Sjafrie bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan inspeksi penting dalam kapasitasnya sebagai Ketua Harian Dewan Pertahanan Nasional (DPN) sekaligus Pengawas Tim Penertiban Kawasan Hutan.
Kunjungan tersebut langsung memicu diskusi publik, terutama karena mencuatnya isu bahwa kawasan IMIP—termasuk bandaranya—disebut-sebut tak bisa dimasuki oleh aparat pemerintah. Narasi itu sempat ramai dibahas di media sosial, salah satunya oleh akun X @LembagaKeris yang menuliskan, “Kata Menhan: Gak boleh ada negara di dalam negara! Selama ini bandara IMIP dan komplek IMIP sama sekali gak bisa dimasuki aparat pemerintah. Hari ini diinvasi langsung...”
Isu itu sontak membuat banyak orang bertanya-tanya: sebenarnya apa itu IMIP, dan mengapa kawasan ini begitu ketat hingga disebut sulit diakses oleh aparat negara?
Profil IMIP: Kawasan Industri Nikel Terbesar di Indonesia
Indonesia Morowali Industrial Park atau IMIP adalah kawasan industri terintegrasi berbasis nikel yang berada di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. IMIP dikenal sebagai salah satu tulang punggung industri nikel nasional sekaligus pusat pemrosesan nikel terbesar di Indonesia.
Kawasan industri ini memiliki rantai produksi nikel yang sangat panjang, bahkan disebut sebagai salah satu yang terlengkap di dunia. Produk yang dihasilkan tidak hanya terbatas pada nikel olahan, tetapi juga stainless steel, carbon steel, hingga bahan baku baterai untuk kendaraan listrik (EV).
Keberadaan IMIP menjadi salah satu penopang utama hilirisasi nikel Indonesia, sebuah program strategis nasional yang bertujuan meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral di dalam negeri.
Industri dan Fasilitas Penunjang di IMIP
Dalam operasionalnya, IMIP mengelola berbagai fasilitas industri dari hulu hingga hilir. Pengolahan nikel dilakukan mulai dari bahan mentah hingga menjadi produk siap ekspor. Di dalam kawasan tersebut, terdapat industri pendukung seperti:
Pembangkit listrik tenaga batu bara (coal power plant)
Pabrik mangan, silikon, chrome, kapur, dan kokas
Fasilitas transportasi dan logistik seperti pelabuhan serta bandara
Fasilitas yang sangat lengkap ini menjadikan IMIP sebagai kawasan industri yang mampu mengintegrasikan seluruh proses produksi secara mandiri, mulai dari energi, bahan baku, produksi, hingga distribusi.
Selain itu, IMIP merupakan kawasan kerja sama antara dua raksasa industri, yakni BintangDelapan Group dari Indonesia dan Tsingshan Steel Group dari Tiongkok. Kolaborasi ini diklaim sebagai langkah strategis untuk mendorong pengembangan industri pengolahan nikel yang terintegrasi di Indonesia.
Kegiatan Menhan Sjafrie di Wilayah IMIP
Selama berada di kawasan IMIP, Menhan Sjafrie melakukan berbagai agenda terkait pertahanan. Berdasarkan laporan akun X resmi @Kemhan_RI, Sjafrie menyaksikan sejumlah simulasi latihan, antara lain:
Simulasi Force Down
Operasi Perebutan dan Pengamanan Pangkalan Udara (OP3U)
Latihan penyergapan dan operasi penindakan maritim oleh dua unsur KRI
Kehadiran Menhan di lokasi strategis ini menunjukkan bahwa pemerintah ingin memastikan tidak ada celah yang mengancam kedaulatan maupun keamanan nasional, terutama di wilayah industri vital yang menopang ekonomi negara.
Kekhawatiran Menhan: Bandara Tanpa Kehadiran Negara
Di sela kunjungannya, Menhan Sjafrie juga memberikan pernyataan tegas terkait perlunya deregulasi serta penguatan titik-titik strategis nasional. Ia menyinggung adanya bandara di Indonesia yang disebut tidak memiliki perangkat negara sama sekali.
Menurut Sjafrie, kondisi seperti itu dapat menimbulkan kerawanan terhadap kedaulatan ekonomi Indonesia.
“Ini anomali, bandara tetapi tak memiliki perangkat negara. Dalam bandara ada celah yang membuat rawan kedaulatan ekonomi,” tegasnya.
Walau tidak menyebut nama bandara secara langsung, banyak pihak menduga bahwa pernyataan tersebut merujuk pada bandara yang berada di kawasan IMIP.