Akankah Film Wicked: For Good (2025) Dibintangi Ariana Grande dan Cynthia Erivo Bakal Lanjut Season 3?

Akankah Film Wicked: For Good (2025) Dibintangi Ariana Grande dan Cynthia Erivo Bakal Lanjut Season 3?

Wicked-Instagram-

Akankah Film Wicked: For Good (2025) Dibintangi Ariana Grande dan Cynthia Erivo Bakal Lanjut Season 2?
Review Wicked: For Good – Kisah Persahabatan, Politik, dan Takdir yang Semakin Kelam

Wicked: For Good hadir sebagai kelanjutan epik dari kisah musikal fantasi yang sebelumnya mencuri perhatian publik. Film ini membawa penonton kembali ke tanah Oz, namun dengan nuansa yang jauh lebih gelap, emosional, dan penuh dilema moral. Sekuel ini tidak hanya memperluas dunia yang sudah dibangun pada film pertama, tetapi juga mengupas sisi terdalam dari para karakternya—khususnya Elphaba dan Glinda—yang kini berada di titik paling genting dalam hidup mereka.



Sejak awal film, penonton langsung disuguhkan suasana Oz yang sedang bergolak. Elphaba, yang selama ini dicap sebagai Penyihir Jahat dari Barat, kini memilih bersembunyi di balik lebatnya hutan. Ia hidup dalam pelarian, dihantui stigma dan ketakutan rakyat yang telah terprovokasi oleh propaganda politik Emerald City. Di sisi lain, Glinda justru hidup dalam kilau kemewahan dan popularitas sebagai simbol “kebaikan” di mata publik. Kontras ini menjadi fondasi konflik emosional yang membuat perjalanan mereka terasa semakin kompleks dan penuh ketegangan.

Pendalaman Karakter yang Lebih Dalam dan Dewasa

Salah satu daya tarik terbesar film ini terletak pada pendalaman karakter. Glinda (Ariana Grande) tampil berbeda dibandingkan penokohannya di film pertama. Jika sebelumnya ia cenderung digambarkan sebagai sosok manja dan narsis, kini ia berkembang menjadi pemimpin yang matang, bijaksana, namun tetap memikul rasa bersalah yang tidak mudah dihapus. Perubahan emosionalnya terasa alami dan memberi warna baru pada dinamika ceritanya.


Elphaba (Cynthia Erivo) juga mengalami transformasi besar. Tidak lagi sekadar penyihir penuh kekuatan, ia kini muncul sebagai figur yang rapuh sekaligus tangguh secara emosional. Luka batin yang ia bawa terasa lebih nyata, dan film ini berhasil menampilkan sisi kemanusiaannya secara lebih intim. Interaksi antara Elphaba dan Glinda, terutama melalui adegan-adegan pertengkaran kecil yang lucu, memberikan sentuhan kehangatan dan humor yang meredakan intensitas cerita. Keduanya tampil seperti dua saudara yang saling memahami meski dipisahkan oleh keadaan.

Dalam sekuel ini, karakter Fiyero (Jonathan Bailey) mendapatkan porsi yang jauh lebih penting. Ia bukan lagi sekadar pelengkap hubungan dua tokoh utama, tetapi menjadi poros emosional yang memengaruhi jalannya cerita. Perubahan moral dan emosinya ditampilkan dengan halus, sehingga penonton dapat mengikuti proses transformasinya tanpa terasa dipaksakan. Hubungannya dengan Elphaba dan Glinda memperkuat konflik cinta, pilihan hidup, hingga harga yang harus dibayar ketika seseorang mengikuti kata hatinya.

Kehadiran Dorothy dan Nuansa Nostalgia

Walaupun Wicked dikenal sebagai prekuel dari The Wizard of Oz, kehadiran Dorothy dalam Wicked: For Good menjadi salah satu momen nostalgia yang paling dinanti. Menariknya, Dorothy dan teman-temannya tetap digambarkan tanpa wajah (faceless), namun atmosfer yang mereka bawa cukup untuk menghidupkan kembali kenangan klasik dari cerita aslinya.

Salah satu adegan paling emosional adalah ketika momen ikonik “Dorothy membunuh Elphaba” divisualisasikan dari sudut pandang Glinda. Adegan ini tidak fokus pada aksi, melainkan pada reaksi Glinda yang menyaksikan kejadian itu secara tidak langsung dari balik pintu. Sudut pandang ini membuat adegan terasa jauh lebih menyentuh dan menyayat hati.

Struktur Cerita Penuh Twist dan Konflik Politik

Film ini menyajikan struktur cerita yang lebih padat dan penuh kejutan. Sejumlah plot twist dihadirkan secara bertahap, membuat penonton terus menebak arah cerita hingga detik terakhir. Menariknya, twist tersebut tidak hadir sekadar untuk mengejutkan, melainkan menambah kedalaman pada konflik sosial dan politik yang melanda Oz.

Narasi film memadukan drama emosional, komedi natural, dan isu sosial yang relevan dengan ritme yang stabil. Perpaduan ini memberi pengalaman menonton yang intens, sekaligus memuaskan bagi penggemar musikal maupun penonton awam.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya