Profil Tampang Danendra Pranaja Maheswara Siswa SMAN 3 Yogyakarta yang Dikabarkan Meninggal Dunia, Lengkap: Umur, Agama dan IG
Danendra-Instagram-
Profil Tampang Danendra Pranaja Maheswara Siswa SMAN 3 Yogyakarta yang Dikabarkan Meninggal Dunia, Lengkap: Umur, Agama dan IG
Kabar Duka Menyelimuti SMAN 3 Yogyakarta: Danendra Pranaja Maheswara, Siswa Teladan Meninggal Dunia di Usia 17 Tahun pada Selasa, 4 November 2025
Duka mendalam menyelimuti lingkungan SMAN 3 Yogyakarta, atau yang akrab dikenal sebagai “Padmanaba”, setelah salah satu siswa terbaiknya, Danendra Pranaja Maheswara, meninggal dunia pada Selasa, 4 November 2025, pukul 14.30 WIB. Remaja berusia 17 tahun ini berpulang di Rumah Sakit Penambahan Senopati, Yogyakarta, setelah menjalani perawatan intensif selama beberapa hari terakhir. Kabar duka ini langsung menyebar cepat di kalangan guru, siswa, hingga alumni, meninggalkan luka yang sulit diobati.
Danendra, yang dikenal sebagai siswa berprestasi dan penuh semangat, bukan hanya dikenal karena nilai akademiknya yang tinggi, tetapi juga karena sikapnya yang rendah hati, ramah, dan selalu siap membantu teman-temannya. Di kelas, ia sering menjadi pemimpin diskusi; di lapangan, ia menjadi motor semangat dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kehilangannya bukan sekadar kehilangan seorang siswa—tapi kehilangan seorang sosok yang menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Pemakaman di Makam Krapyak, Dibanjiri Pelayat yang Tak Terhitung Jumlahnya
Jenazah Danendra Pranaja Maheswara dimakamkan secara khidmat di Makam Krapyak, Yogyakarta, pada Rabu, 5 November 2025, pukul 11.00 WIB. Prosesi pemakaman yang seharusnya berjalan secara sederhana berubah menjadi momen kebersamaan yang memilukan. Ribuan pelayat, termasuk guru-guru, teman-teman sekelas, anggota OSIS, hingga warga sekitar, memadati lokasi pemakaman. Banyak yang tak mampu menahan air mata, sambil berbisik doa dan mengingat kenangan manis bersama Danendra.
Video yang diunggah akun Instagram @inasarastzhari menunjukkan adegan yang sangat emosional: puluhan guru SMAN 3 Yogyakarta berdiri tegak, tangan terlipat, menunggu kedatangan mobil jenazah di halaman rumah duka. Siswa-siswi berbaris rapi, memegang lilin kecil dan bunga melati, menunduk dalam diam. Ada yang memeluk erat temannya, ada yang menangis terisak, seolah kehilangan saudara kandung.
IKA Pawitikra Ikut Berduka: Alumni 2023 yang Masih Hangat di Hati
Tak hanya keluarga dan sekolah, Ikatan Keluarga Alumni Pawitikra (IKA Pawitikra) pun menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam. Danendra, yang lulus dari SMAN 3 Yogyakarta pada tahun 2023, masih sangat dekat dengan komunitas almamaternya. Ia aktif mengikuti kegiatan alumni, sering menghadiri pertemuan rutin, bahkan menjadi relawan dalam program mentoring untuk adik-adik kelasnya.
Dalam pernyataan resmi yang diunggah di akun Instagram @Ika.pawitikra, pengurus IKA Pawitikra menulis:
“Segenap pengurus dan anggota IKA Pawitikra menghaturkan ucapan duka cita yang mendalam atas meninggalnya sahabat kami, Danendra Pranaja Maheswara. Semangatnya yang tak pernah padam, kebaikan hatinya yang tulus, dan senyum hangatnya akan selalu kami kenang. Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadahnya dan memberikan ketenangan bagi keluarga yang ditinggalkan.”
Pernyataan itu langsung menjadi viral di kalangan alumni, dengan ratusan komentar berisi kenangan pribadi. “Dia yang selalu ingat ulang tahunku, padahal kita tidak sekelas,” tulis salah satu alumni. “Dia yang mengajari aku belajar fisika waktu ujian nasional. Aku belum sempat bilang terima kasih…” tambah yang lain.
Apa Penyebab Kematian Danendra? Masih Misteri yang Menyisakan Tanya
Hingga berita ini diturunkan, pihak keluarga dan sekolah belum mengumumkan penyebab pasti kematian Danendra Pranaja Maheswara. Informasi resmi dari rumah sakit juga belum dirilis, meskipun spekulasi beredar di kalangan siswa bahwa ia mengalami komplikasi kesehatan yang mendadak. Beberapa sumber mengatakan ia sempat mengeluh pusing dan lelah berlebihan sejak beberapa minggu terakhir, namun tidak pernah memeriksakan diri secara medis secara intensif.
Kepala SMAN 3 Yogyakarta, Drs. Budi Santoso, M.Pd., dalam konferensi pers singkat, mengatakan bahwa pihak sekolah sedang menunggu hasil otopsi dan laporan medis resmi. “Kami sedang berkoordinasi dengan keluarga dan pihak rumah sakit. Sebagai sekolah, kami ingin memberikan informasi yang akurat, bukan spekulasi. Kami mohon doa dan kesabaran dari seluruh pihak,” ujarnya.
Duka yang Mengajarkan Kita tentang Kerentanan Hidup
Kematian Danendra bukan hanya sebuah kehilangan, tapi sebuah pengingat keras: bahwa kesehatan adalah anugerah yang tak boleh diabaikan. Di tengah tuntutan akademik yang semakin berat, tekanan sosial, dan gaya hidup modern yang sering mengorbankan istirahat, kisah Danendra menjadi refleksi mendalam bagi seluruh siswa, guru, dan orang tua di seluruh Indonesia.
Guru BK SMAN 3 Yogyakarta, Ibu Rina, mengatakan bahwa pihak sekolah akan segera menggelar sesi konseling massal bagi siswa yang mengalami trauma. “Kami ingin mereka tahu bahwa merasa sedih itu manusiawi. Tapi yang lebih penting, kami ingin mereka belajar untuk peduli pada diri sendiri. Jangan tunggu sampai terlambat.”