Akankah Film The Running Man 2025 Bakal Lanjut Season 2?
The runner-Instagram-
Akankah Film The Running Man 2025 Bakal Lanjut Season 2? Ketika Hiburan Menjadi Pembunuhan, dan Seorang Ayah Menjadi Simbol Pemberontakan
Pada sebuah dunia yang semakin terpecah oleh ketimpangan sosial dan kegilaan akan hiburan ekstrem, The Running Man 2025 hadir bukan sekadar film aksi, melainkan sebuah kritik tajam terhadap budaya media yang mengubah penderitaan manusia menjadi konten viral. Dibintangi oleh Glen Powell sebagai Ben Richards dan Josh Brolin sebagai Dan Killian, film ini menggabungkan ketegangan psikologis, drama keluarga, dan serangan terhadap sistem yang memanfaatkan kesengsaraan demi rating — semua dalam balutan visual yang memukau dan narasi yang menghujam.
Ben Richards bukanlah pahlawan tradisional. Ia adalah seorang pekerja keras yang hidup di pinggiran kota, bekerja dua shift sehari demi mengumpulkan biaya pengobatan putrinya yang menderita penyakit langka. Setiap malam, ia menatap layar rumah sakit, berdoa agar ada keajaiban — tapi keajaiban tak datang dari doa. Ia datang dari sebuah tawaran yang terdengar seperti mimpi buruk: ikut dalam The Running Man, sebuah program televisi yang disponsori oleh korporasi media raksasa, di mana para peserta — disebut runners — diburu oleh pembunuh bersenjata secara langsung di depan kamera, dengan jutaan penonton yang menonton sambil makan popcorn dan membagikan momen-momen brutal di media sosial.
Tawaran itu datang dari Dan Killian, produser acara yang karismatik, cerdas, dan berbahaya seperti ular. Dengan senyum yang menenangkan dan suara yang mengalun seperti lagu pengantar tidur, Killian menawarkan Ben satu kesempatan: bertahan hidup selama 30 hari, dan uang tunai senilai 10 juta dolar akan mengalir ke rekeningnya — cukup untuk menyelamatkan nyawa putrinya. Tidak ada pilihan lain. Tidak ada waktu untuk berpikir. Dalam keputusasaan, Ben mengangguk.
Namun, apa yang dimulai sebagai upaya bertahan hidup berubah menjadi gerakan tak terduga. Ben bukan hanya pintar dalam menghindari jebakan dan menangkal pembunuh — ia juga cerdas, empatik, dan punya hati. Saat ia menyelamatkan seorang runner lain yang nyaris mati, saat ia berbicara langsung ke kamera dengan air mata di mata, mengatakan, “Saya tidak ingin jadi bintang. Saya hanya ingin pulang ke rumah,” — penonton mulai berubah. Mereka tidak lagi hanya menonton. Mereka merasakan.
Di tengah gemuruh rating yang melonjak, sebuah fenomena muncul: hashtag #SaveBenRichards menjadi tren global. Pengikutnya bukan hanya penggemar reality show, tapi juga aktivis, remaja, guru, bahkan mantan peserta The Running Man yang selamat — semua terbangun dari mimpi buruk yang telah mereka biarkan berlangsung selama bertahun-tahun. Ben, yang awalnya hanya ingin menyelamatkan anaknya, kini menjadi simbol perlawanan terhadap sistem yang menjadikan kematian sebagai hiburan.
Dan Killian, yang sejak awal memandang Ben sebagai alat untuk meningkatkan viewership, mulai panik. Ia tidak bisa mengontrol narasi. Ia tidak bisa memanipulasi emosi penonton lagi. Ketika Ben menolak untuk membunuh lawannya, ketika ia menunjukkan foto putrinya di depan kamera dan berkata, “Ini bukan tentang saya. Ini tentang siapa kita sebagai manusia,” — sistem yang selama ini mengandalkan ketakutan dan kebencian mulai retak.