Film Solata (2025) Dibintangi Rendy Kjaernett Apakah Lanjut Season 2?
Solata-Instagram-
Film Solata (2025) Dibintangi Rendy Kjaernett Apakah Lanjut Season 2? Ketika Persahabatan Menjadi Keluarga di Tengah Pegunungan Toraja
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan perkotaan yang serba cepat, hadir sebuah kisah penuh kehangatan yang mengajak penonton kembali merenung: Solata. Film garapan sutradara muda Indonesia ini bukan sekadar drama tentang kehilangan, melainkan perjalanan batin seorang pria yang menemukan kembali makna kehidupan lewat persahabatan sederhana di pedalaman Sulawesi Selatan.
Ketika Dunia Terasa Runtuh
Angkasa, diperankan dengan penuh kedalaman oleh Rendy Kjaernett, adalah potret manusia modern yang tiba-tiba kehilangan segalanya. Dalam rentang waktu yang nyaris bersamaan, ibu yang ia cintai berpulang, pekerjaan yang menjadi sumber kebanggaannya lenyap, dan hubungan asmaranya dengan Lembayung (Rachel Natasya) kandas akibat pertengkaran sengit yang meninggalkan luka mendalam. Dunianya runtuh, dan Jakarta—kota yang dulu menjadi panggung impiannya—kini terasa seperti penjara emosional.
Alih-alih menyerah, Angkasa memilih jalan yang tak biasa: melarikan diri bukan untuk menghindar, melainkan untuk mencari. Ia mendaftar sebagai relawan guru dan dikirim ke Pegunungan Ollon di Tana Toraja, sebuah wilayah terpencil yang jauh dari gemerlap teknologi, bahkan sinyal ponsel pun nyaris tak tersentuh. Di sanalah, takdir mulai menulis ulang naskah hidupnya.
Enam Murid, Enam Nama, Satu Hati
Di desa kecil yang diselimuti kabut pagi dan dikelilingi hamparan sawah berundak khas Toraja, Angkasa bertemu dengan enam anak yang akan mengubah hidupnya selamanya. Mereka bukan murid biasa—masing-masing menyandang nama yang terinspirasi dari tokoh-tokoh besar bangsa: Karno, Harto, Mega, Bambang, Wahid, dan Habi. Nama-nama itu bukan sekadar identitas, melainkan simbol harapan dan warisan sejarah yang melekat dalam jiwa kecil mereka.
Karno (Keyso Sombolinggi), si pemimpin alami yang bijak di usianya yang masih belia; Harto (Maulana Eka Putra), anak pendiam namun penuh perhatian; Mega (Amel Komba), gadis lincah dengan suara tawa yang mampu mengusir kesedihan; Bambang (Suray Parrangan), si penjelajah yang tak pernah lelah mengejar mimpi; Wahid (Gabriel Alexander), pemikir kritis dengan pertanyaan-pertanyaan filosofis yang tak terduga; dan Habi (Ince Amira), sosok lembut yang menyimpan kekuatan emosional luar biasa—mereka semua menyatu dalam kelas kecil di bawah bimbingan Angkasa.
Dari Guru Menjadi Sahabat, dari Sahabat Menjadi Keluarga
Awalnya, Angkasa datang hanya sebagai pengajar. Namun, seiring waktu, batas antara guru dan murid perlahan mengabur. Mereka saling mendengarkan, berbagi cerita, tertawa di bawah langit malam yang penuh bintang, dan menangis bersama saat badai datang—baik yang dari langit maupun dari hati. Di tengah kesederhanaan hidup di pegunungan, Angkasa belajar bahwa keluarga tidak selalu terikat oleh darah. Kadang, keluarga adalah mereka yang memilih untuk tetap tinggal, meski dunia menawarkan seribu alasan untuk pergi.
Kata “Solata” dalam bahasa Toraja berarti “teman”. Namun, dalam konteks film ini, maknanya jauh lebih dalam: Solata adalah tentang ikatan yang terbentuk dari ketulusan, kehadiran yang konsisten, dan cinta tanpa syarat. Di sinilah penonton diajak merenung—siapa sebenarnya “keluarga” dalam hidup kita?
Pemain yang Menghidupkan Emosi dan Budaya
Film Solata tidak hanya unggul dalam narasi, tetapi juga dalam kekuatan akting para pemerannya. Rendy Kjaernett berhasil menampilkan transformasi emosional Angkasa dengan nuansa yang natural dan menyentuh. Di sisi lain, Rachel Natasya membawa dimensi kerinduan dan penyesalan lewat sosok Lembayung, meski kehadirannya lebih dominan di awal cerita.
Namun, sorotan utama tentu tertuju pada enam anak murid yang diperankan oleh aktor cilik berbakat asal Sulawesi. Mereka bukan sekadar figuran—mereka adalah jiwa dari film ini. Dengan latar belakang budaya Toraja yang kental, setiap adegan dipenuhi nuansa lokal yang autentik: dari tarian tradisional, upacara adat, hingga arsitektur rumah tongkonan yang ikonik.
Baca juga: Siapa Pelatih Timnas Jepang di Piala Dunia 2018? Jawaban Kuis FC Mobile 2025 yang Sedang Viral!