Biodata Tampang Solomon Tong Pendiri Surabaya Symphony Orchestra yang Meninggal Dunia, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagram
Solomon-Instagram-
Biodata Tampang Solomon Tong Pendiri Surabaya Symphony Orchestra yang Meninggal Dunia, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagram
Solomon Tong Meninggal Dunia: Siapa Sosok di Balik Surabaya Symphony Orchestra yang Kini Berpulang?
Dunia seni musik klasik Tanah Air berduka. Solomon Tong, sosok legendaris di balik berdirinya Surabaya Symphony Orchestra (SSO), dikabarkan telah meninggal dunia. Kabar duka ini pertama kali mencuat melalui unggahan viral di platform media sosial TikTok oleh akun @Abednego_Alambiakan, yang membagikan foto mendiang berserta profil singkatnya. Namun hingga kini, penyebab pasti meninggalnya Solomon Tong masih belum diumumkan secara resmi, memicu rasa penasaran dan keprihatinan dari masyarakat luas, terutama para pecinta musik klasik di Indonesia.
Viral di TikTok, Kabar Duka yang Mengguncang Komunitas Musik
Unggahan TikTok oleh @Abednego_Alambiakan menjadi sorotan karena menampilkan foto Solomon Tong—seorang pria berambut putih yang mengenakan kemeja hitam—disertai narasi penghormatan atas kepergiannya. Dalam keterangan unggahannya, sang pembuat konten menyebut bahwa Solomon Tong adalah pendiri sekaligus konduktor utama Surabaya Symphony Orchestra, orkestra simfoni ternama yang telah menjadi bagian penting dari lanskap budaya musik di Surabaya sejak tahun 1996.
Meski informasi ini belum dikonfirmasi oleh pihak keluarga atau institusi resmi, unggahan tersebut telah memicu gelombang simpati dan doa dari netizen, terutama mereka yang pernah terlibat atau menikmati pertunjukan SSO selama puluhan tahun terakhir.
Jejak Emas Solomon Tong dalam Dunia Musik Klasik Indonesia
Solomon Tong bukan sekadar nama biasa dalam dunia musik. Ia dikenal sebagai sosok visioner yang membawa semangat musik orkestra ke kota pahlawan. Bersama rekan-rekannya, ia mendirikan Surabaya Symphony Orchestra sebagai wadah bagi musisi lokal untuk mengekspresikan bakat, sekaligus memperkenalkan musik klasik kepada masyarakat luas.
SSO dikenal aktif menggelar tiga konser tahunan utama: Konser Natal, Konser Paskah, dan Konser Kemerdekaan. Ketiga agenda ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana edukasi dan apresiasi seni yang melibatkan ratusan musisi, paduan suara, dan penonton dari berbagai latar belakang.
Selain konser, SSO juga menjalankan program pelatihan instrumental yang membina generasi muda Surabaya dalam berbagai instrumen orkestra—mulai dari biola, cello, hingga terompet dan timpani. Banyak alumni pelatihan ini yang kemudian melanjutkan studi musik di luar negeri atau menjadi pengajar di berbagai lembaga seni di Indonesia.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas SSO memang terlihat meredup. Disebutkan bahwa orkestra ini sedang dalam masa transisi atau “masa bangkit”, menghadapi tantangan pasca-pandemi dan perubahan dinamika seni pertunjukan di era digital.