Prabowo Luncurkan Ditjen Pesantren: Wujud Nyata Penghargaan Negara terhadap Santri dan Warisan Resolusi Jihad

Prabowo Luncurkan Ditjen Pesantren: Wujud Nyata Penghargaan Negara terhadap Santri dan Warisan Resolusi Jihad

Prabowo-Instagram-

Prabowo Luncurkan Ditjen Pesantren: Wujud Nyata Penghargaan Negara terhadap Santri dan Warisan Resolusi Jihad

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara resmi menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat peran strategis pesantren sebagai pilar utama pendidikan keagamaan dan pembentuk karakter bangsa. Langkah konkret tersebut diwujudkan melalui pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di bawah naungan Kementerian Agama—sebuah kebijakan yang dinilai menjadi tonggak baru dalam pengakuan negara terhadap kontribusi dunia pesantren selama berabad-abad.



Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Prabowo dalam sambutannya pada peringatan Hari Santri Nasional Tahun 1447 Hijriah, Jumat (24/10/2025). Dalam kesempatan yang dihadiri para santri, kiai, nyai, serta tokoh lintas ormas Islam tersebut, Prabowo menyampaikan apresiasi mendalam sekaligus visi jangka panjang pemerintah terhadap ekosistem pesantren di Tanah Air.

Ditjen Pesantren: Langkah Strategis, Bukan Sekadar Formalitas
Menurut Prabowo, kehadiran Ditjen Pesantren bukanlah sekadar perubahan struktural birokrasi, melainkan bentuk nyata dari prioritas nasional dalam memperhatikan, melindungi, memperkuat, dan meningkatkan kesejahteraan pondok pesantren di seluruh Indonesia.

“Ini menunjukkan prioritas strategis pemerintah untuk semakin memperhatikan, melindungi, memperkuat, dan meningkatkan kesejahteraan pondok pesantren,” tegas Presiden dengan penuh keyakinan.


Dengan struktur baru ini, pemerintah berharap dapat memberikan pendampingan lebih intensif—mulai dari aspek kurikulum, infrastruktur, kesejahteraan santri dan pengasuh, hingga penguatan ekonomi berbasis pesantren. Ditjen Pesantren juga diharapkan menjadi wadah sinergi antara nilai-nilai keislaman tradisional dan kebutuhan zaman modern, tanpa mengorbankan akar spiritual dan kearifan lokal yang menjadi ciri khas pesantren.

Santri: Arsitek Moral dan Garda Terdepan Peradaban
Prabowo menekankan bahwa pesantren bukan hanya lembaga pendidikan agama, tetapi juga pusat pembentukan karakter, akhlak, dan nasionalisme. Ia menilai bahwa santri—dengan disiplin, kesederhanaan, dan semangat belajar yang tinggi—telah menjadi arsitek moral bangsa sejak masa kolonial hingga kini.

“Pesantren adalah benteng terakhir nilai-nilai luhur. Di sanalah lahir generasi yang tidak hanya paham agama, tapi juga mencintai tanah air,” ujarnya.

Lebih jauh, Presiden mengingatkan kembali peran heroik para santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Ia menyebut momen historis 22 Oktober 1945 sebagai bukti nyata bagaimana kekuatan spiritual dan keberanian santri mampu mengubah arah sejarah bangsa.

Mengenang Resolusi Jihad: Api Semangat yang Tak Pernah Padam
Dalam pidatonya, Prabowo mengenang sosok ulama kharismatik KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), yang pada 22 Oktober 1945 mengeluarkan fatwa bersejarah: Resolusi Jihad. Fatwa tersebut menyerukan seluruh umat Islam, khususnya santri, untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman kolonialisme yang kembali mengintai pasca-proklamasi.

“Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 atau 1367 Hijriah yang digelorakan KH Hasyim Asy’ari adalah tonggak penting dalam sejarah bangsa, sebuah perjalanan menuju Indonesia merdeka yang berdaulat dan bermartabat,” kata Prabowo dengan penuh khidmat.

Ia menegaskan bahwa semangat jihad yang dulu dikobarkan bukanlah jihad dalam makna kekerasan, melainkan perjuangan total—secara fisik, intelektual, dan spiritual—untuk menjaga kedaulatan negara dan keutuhan bangsa. Semangat inilah yang, menurut Prabowo, harus terus dirawat dan diwariskan kepada generasi muda.

Masa Depan Pesantren: Antara Tradisi dan Inovasi
Dengan lahirnya Ditjen Pesantren, pemerintah membuka jalan bagi transformasi pesantren yang lebih inklusif, adaptif, dan berdaya saing global—tanpa kehilangan jati dirinya. Program-program seperti digitalisasi pesantren, pelatihan kewirausahaan santri, hingga integrasi pendidikan vokasional mulai dikembangkan untuk menjawab tantangan zaman.

Baca juga: Apa Arti Notifikasi Fetching Privacy Disclosure Stages di WhatsApp?

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya