Siapa Anak dan Suami Ibu Suri Thailand Sirikit? Mantan Ratu Thailand dan Ibunda Raja Maha Vajiralongkorn yang Meninggal Dunia, Bukan Orang Sembarangan

Siapa Anak dan Suami Ibu Suri Thailand Sirikit? Mantan Ratu Thailand dan Ibunda Raja Maha Vajiralongkorn yang Meninggal Dunia, Bukan Orang Sembarangan

Suri-Instagram-

Siapa Anak dan Suami Ibu Suri Thailand Sirikit? Mantan Ratu Thailand dan Ibunda Raja Maha Vajiralongkorn yang Meninggal Dunia, Bukan Orang Sembarangan

KABAR DUKA! Ibu Suri Thailand Sirikit Meninggal Dunia di Usia 93 Tahun pada Sabtu, 25 Oktober 2025



Dunia Thailand berduka. Ibu Suri Sirikit, Mantan Ratu Thailand dan ibunda Raja Maha Vajiralongkorn, meninggal dunia pada usia 93 tahun. Kabar duka ini disampaikan langsung oleh Istana Kerajaan Thailand pada Sabtu (25/10/2025), menyusul memburuknya kondisi kesehatannya sejak beberapa pekan terakhir.

Menurut pernyataan resmi istana yang dikutip dari Al Jazeera, “Kondisi Yang Mulia memburuk hingga Jumat dan beliau meninggal dunia pukul 21.21 di Rumah Sakit Chulalongkorn pada usia 93 tahun.” Kepergian tokoh yang selama puluhan tahun menjadi simbol keanggunan, keteguhan, dan dedikasi sosial ini menandai berakhirnya salah satu babak paling bersejarah dalam dinamika monarki modern Thailand.

Perjalanan Hidup Seorang Perempuan Bangsawan
Lahir di Bangkok pada 12 Agustus 1932, Sirikit tumbuh dalam keluarga bangsawan bergengsi—tepat pada tahun yang sama ketika Thailand mengalami transformasi politik besar: berakhirnya sistem monarki absolut dan beralih ke monarki konstitusional. Ayahnya, Prince Nakkhatra Mangala, menjabat sebagai duta besar Thailand di berbagai negara, termasuk Prancis.


Di Paris, pada 1948, takdir membawanya bertemu dengan Pangeran Bhumibol Adulyadej—kelak dikenal sebagai Raja Bhumibol Adulyadej atau Rama IX—yang saat itu tengah menjalani masa pemulihan setelah kecelakaan mobil. Sirikit yang berusia 16 tahun kala itu sedang belajar musik dan bahasa Prancis. Pertemuan tersebut menjadi awal dari kisah cinta yang akan membentuk wajah kerajaan Thailand selama lebih dari tujuh dekade.

Pasangan ini menikah pada 28 April 1950, hanya seminggu sebelum Bhumibol secara resmi dinobatkan sebagai raja. Sirikit kemudian menerima gelar kerajaan Somdet Phra Nang Chao Sirikit Phra Borommarachininat, dan menjadi ratu termuda dalam sejarah modern Thailand.

Peran Diplomatik dan Pengaruh Global
Di awal masa pemerintahan suaminya, Sirikit dan Raja Bhumibol aktif melakukan kunjungan kenegaraan ke berbagai belahan dunia. Mereka bukan hanya menampilkan citra kerajaan yang modern dan terbuka, tetapi juga membangun jaringan diplomatik yang kuat. Sirikit dikenal luas karena selera busananya yang elegan, mengenakan kebaya Thailand yang dipadukan dengan sentuhan internasional, sehingga menjadi ikon mode Asia pada masanya.

Media internasional kerap memuji keanggunannya, sementara di dalam negeri, ia menjadi simbol kesetiaan, kelembutan, dan kekuatan moral. Bersama sang raja, ia melahirkan empat anak: Raja Vajiralongkorn, Putri Ubolratana, Putri Sirindhorn, dan Putri Chulabhorn—semuanya tumbuh dalam didikan yang menekankan tanggung jawab sosial dan nasionalisme.

Komitmen terhadap Pembangunan dan Kemanusiaan
Sejak 1970-an, fokus Sirikit beralih ke dalam negeri. Ia dan suaminya mulai menginisiasi berbagai program pembangunan pedesaan yang menyentuh isu-isu krusial: penggundulan hutan, kemiskinan ekstrem di daerah terpencil, hingga kecanduan opium di kalangan suku-suku pegunungan utara. Program-program tersebut tidak hanya bersifat filantropis, tetapi juga strategis—membangun infrastruktur, pendidikan, dan alternatif pertanian berkelanjutan bagi masyarakat marginal.

Aktivitas kemanusiaan mereka disiarkan setiap malam melalui Royal Bulletin, program berita resmi kerajaan yang menjadi tontonan wajib bagi jutaan keluarga Thailand. Lewat media ini, rakyat menyaksikan langsung bagaimana keluarga kerajaan turun tangan membantu rakyat kecil—sebuah narasi yang memperkuat citra monarki sebagai pelindung rakyat.

Tahun-Tahun Terakhir dan Warisan Abadi
Kesehatan Sirikit mulai menurun drastis setelah ia mengalami stroke pada 2012. Sejak September 2019, ia dirawat intensif di Rumah Sakit Chulalongkorn. Pada 17 Oktober 2025, kondisinya kian kritis akibat infeksi darah yang tak kunjung mereda, meski tim medis telah mengerahkan segala upaya.

Meski jarang tampil di depan umum dalam satu dekade terakhir, Sirikit tetap dihormati dan dicintai oleh mayoritas rakyat Thailand. Bahkan di tengah gelombang protes mahasiswa pada 2020–2021—yang menuntut reformasi monarki dan pencabutan undang-undang lese majeste—kemarahan massa hampir selalu ditujukan kepada Raja Vajiralongkorn, bukan kepada sang ibu. Ini menunjukkan betapa kuatnya fondasi emosional yang ia bangun selama puluhan tahun.

Ulang tahunnya, 12 Agustus, ditetapkan sebagai Hari Ibu Nasional di Thailand—sebuah penghormatan yang mencerminkan perannya sebagai simbol kasih sayang dan keteladanan perempuan.

Baca juga: Ibu Suri Thailand Sirikit Sakit Apa? Benarkah Serangan Jantung? Inilah Kronologi Meninggalnya Mantan Ratu Thailand dan Ibunda Raja Maha Vajiralongkorn

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya