Video Viral Anggota DPRD Kota Blitar Guntur Pamungkas dan Polwan Inisial W, Durasi 2 Menit 31 Detik di Videy No Sensor, Kini jadi Buruan Natizen Awas UU ITE Mengancam

Video Viral Anggota DPRD Kota Blitar Guntur Pamungkas dan Polwan Inisial W, Durasi 2 Menit 31 Detik di Videy No Sensor, Kini jadi Buruan Natizen Awas UU ITE Mengancam

Video--

Video Viral Anggota DPRD Kota Blitar Guntur Pamungkas dan Polwan Inisial W, Durasi 2 Menit 31 Detik di Videy No Sensor, Kini jadi Buruan Natizen Awas UU ITE Mengancam

Dunia maya, khususnya platform Instagram, tengah dihebohkan oleh beredarnya sebuah video yang diduga menampilkan Guntur Pamungkas, anggota DPRD Kota Blitar dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Video tersebut memicu gelombang spekulasi dan perbincangan hangat di kalangan netizen lantaran menampilkan adegan yang dianggap kontroversial dan sensitif.



Dalam video yang beredar luas itu, tampak seorang pria yang wajah dan ciri fisiknya mirip dengan Guntur Pamungkas sedang berduaan dengan seorang wanita yang bukan pasangan resminya. Yang membuat publik semakin terkejut, wanita tersebut dikabarkan merupakan anggota kepolisian berpangkat polwan dengan inisial W. Keduanya terlihat dalam situasi yang mengundang tafsir negatif, sehingga memicu tuduhan perselingkuhan terhadap sang legislator.

Identitas Guntur Pamungkas dan Latar Belakang Politiknya
Guntur Pamungkas bukanlah figur asing di kancah politik Kota Blitar. Ia dikenal sebagai salah satu wakil rakyat yang aktif dari Fraksi PPP di DPRD setempat. Sebagai kader partai berlambang Ka’bah tersebut, Guntur kerap tampil dalam berbagai agenda resmi maupun kegiatan sosial kemasyarakatan. Namun, popularitasnya kini justru mencuat karena dugaan skandal pribadi yang berpotensi mencoreng citra institusi legislatif maupun partainya.

Respons Cepat PPP: Guntur Dinonaktifkan Sementara
Menanggapi viralnya video tersebut, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kota Blitar bertindak cepat. Melalui pernyataan resmi yang dikeluarkan pada Selasa, 21 Oktober 2025, partai memutuskan untuk menonaktifkan sementara Guntur Pamungkas dari jabatannya sebagai anggota DPRD Kota Blitar. Keputusan ini diambil sebagai bentuk sikap tegas partai terhadap dugaan pelanggaran etika dan moral yang dilakukan kadernya.


“Kami mengambil langkah preventif dengan menonaktifkan sementara saudara Guntur Pamungkas hingga proses klarifikasi dan investigasi internal serta eksternal selesai,” ujar juru bicara DPC PPP Kota Blitar, yang enggan disebut namanya.

Sumber internal menyebutkan bahwa Guntur Pamungkas sudah tidak menjalankan tugas kedewanannya sejak Senin, 20 Oktober 2025. Hal ini dilakukan untuk memberi ruang bagi proses penyelesaian kasus yang kini tengah menjadi sorotan publik.

Polwan Inisial W Diperiksa oleh Propam
Tak hanya Guntur, sosok wanita dalam video tersebut—yang diduga seorang polwan berinisial W—juga tidak luput dari tindakan disiplin. Menurut informasi yang dihimpun, Polres Blitar Kota telah memanggil yang bersangkutan untuk diperiksa oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengklarifikasi kebenaran identitas, keterlibatan, serta apakah ada pelanggaran kode etik profesi yang dilakukan oleh anggota Polri tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan pernyataan resmi mengenai hasil pemeriksaan. Namun, sumber terpercaya menyebutkan bahwa proses penyelidikan masih berlangsung dan akan melibatkan analisis forensik digital terhadap video yang beredar.

Viral di Instagram, Netizen Terbelah
Video yang awalnya tersebar di grup-grup WhatsApp kemudian meledak di Instagram, terutama melalui unggahan akun-akun gosip dan infotainment lokal. Dalam hitungan jam, unggahan tersebut telah dikomentari dan dibagikan ribuan kali. Netizen pun terbelah: sebagian mengecam keras perilaku yang diduga dilakukan Guntur, sementara sebagian lain meminta agar publik tidak terburu-buru menghakimi sebelum ada kepastian hukum.

“Jangan langsung vonis. Bisa jadi video itu diedit atau bahkan hoaks,” tulis salah satu warganet di kolom komentar.

Namun, tak sedikit pula yang menyoroti pentingnya integritas moral bagi para wakil rakyat. “Kalau memang terbukti, dia harus mundur. Rakyat butuh wakil yang bisa jadi teladan, bukan contoh buruk,” timpal warganet lainnya.

Hoaks atau Fakta? Butuh Bukti dan Proses Hukum yang Transparan
Hingga kini, keaslian video tersebut masih menjadi tanda tanya besar. Meski banyak yang meyakini keasliannya karena kemiripan wajah dan suara, belum ada verifikasi resmi dari pihak berwenang. Di era digital yang penuh dengan teknologi deepfake dan manipulasi konten, kehati-hatian dalam menyikapi informasi sangat penting.

Pakar media sosial dari Universitas Negeri Malang, Dr. Rini Wulandari, mengingatkan bahwa “viralitas konten tidak serta-merta mencerminkan kebenaran. Masyarakat perlu menunggu hasil investigasi resmi sebelum menyebarkan narasi yang bisa merugikan pihak-pihak terkait.”

Baca juga: Apa Penyebab Budi Akak Meninggal Dunia? Inilah Kronologi Kematian Bandar Narkoba Pekanbaru, Benarkah Akibat Dianiaya di Lapas?

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya