Prabowo Tegaskan Disiplin Kabinet: Menteri Nakal Diberi Tiga Peringatan Sebelum Dicopot

Prabowo-Instagram-
Prabowo Tegaskan Disiplin Kabinet: Menteri Nakal Diberi Tiga Peringatan Sebelum Dicopot
Presiden Prabowo Subianto kembali menegaskan komitmennya terhadap pemerintahan yang disiplin, transparan, dan berorientasi pada kepentingan rakyat. Dalam pidatonya yang penuh pesan moral di Sidang Senat Terbuka Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) pada Sabtu, 18 Oktober 2025, Prabowo menyampaikan peringatan keras kepada para menteri di kabinetnya: jika tidak menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh, mereka akan menghadapi konsekuensi serius—termasuk kemungkinan reshuffle.
Dengan nada tegas namun tetap memberikan ruang perbaikan, Presiden mengungkapkan bahwa setiap menteri yang dianggap “nakal” atau tidak patuh pada arahan kebijakan nasional akan diberi tiga kali kesempatan untuk memperbaiki diri. Namun, jika setelah peringatan ketiga masih tidak menunjukkan perubahan, maka langkah reshuffle menjadi pilihan tak terhindarkan.
“Kalau ada satu dua nakal, saya peringati ya kan?” ujar Prabowo di hadapan civitas akademika UKRI.
Tiga Tahap Peringatan Sebelum Reshuffle
Presiden menjelaskan bahwa sistem peringatan ini bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk tanggung jawab kepemimpinan yang memberi kesempatan kepada para pembantunya untuk introspeksi dan memperbaiki kinerja. Namun, ia menegaskan bahwa toleransi memiliki batas.
“Satu kali peringatan masih nakal, masih nggak mau dengar, dua kali peringatan, tiga kali, apa boleh buat reshuffle,” lanjutnya.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa Prabowo tidak main-main dalam menjaga integritas dan efektivitas kabinetnya. Ia ingin memastikan bahwa setiap menteri benar-benar menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab, tanpa membiarkan ego pribadi atau kepentingan kelompok mengganggu jalannya roda pemerintahan.
Reshuffle Bukan Soal Balas Dendam, Tapi untuk Rakyat
Yang menarik, Prabowo menekankan bahwa keputusan reshuffle—jika sampai diambil—bukan didasarkan pada urusan pribadi, kedekatan politik, atau dendam. Melainkan semata-mata demi kepentingan bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia.