Profil Tampang Calista Amore Manurung Diduga Terlibatannya dalam Kasus Bullying Timothy Anugerah Saputra yang Belum Minta Maaf, Lengkap dari Umur, Agama dan IG
Calista-Instagram-
Profil Tampang Calista Amore Manurung Diduga Terlibatannya dalam Kasus Bullying Timothy Anugerah Saputra yang Belum Minta Maaf, Lengkap dari Umur, Agama dan IG
Kasus bullying terhadap almarhum Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Universitas Udayana (Unud), Bali, terus menjadi sorotan publik nasional. Di tengah gelombang kecaman dan tuntutan keadilan, muncul nama Calista Amore Manurung sebagai salah satu sosok yang diduga terlibat dalam perundungan tersebut. Namun, hingga kini, Calista belum memberikan klarifikasi atau permohonan maaf secara terbuka—berbeda dengan sejumlah rekan lainnya yang telah tampil di depan publik.
Pertanyaan “Calista Amore Manurung anak siapa?” pun ramai dicari di mesin pencari dan media sosial. Warganet penasaran bukan hanya karena dugaan keterlibatannya dalam kasus ini, tetapi juga latar belakang keluarganya yang hingga kini masih misterius. Akun Instagram pribadinya pun menjadi incaran netizen yang ingin mengetahui lebih jauh siapa sebenarnya Calista.
Kronologi Kasus Bullying yang Mengguncang Kampus Udayana
Kasus ini mencuat setelah beredar video dan unggahan yang menunjukkan Timothy Anugerah Saputra—mahasiswa Unud yang baru saja meninggal dunia—menjadi sasaran ejekan dan hinaan dari sekelompok mahasiswa. Tragisnya, lelucon kejam itu justru dilontarkan setelah Timothy menghembuskan napas terakhir, memicu kemarahan luas di kalangan masyarakat, aktivis anti-bullying, serta komunitas akademik.
Dari investigasi awal yang dilakukan oleh pihak kampus dan aparat berwenang, diketahui bahwa terdapat sekitar 10 orang yang diduga terlibat dalam aksi perundungan tersebut. Hingga saat ini, enam di antaranya telah mengakui peran mereka dan meminta maaf melalui video klarifikasi yang diunggah di media sosial.
Salah satu pelaku yang pertama kali tampil adalah Maria Victoria Viyata Mayosa, mahasiswi Program Studi Ilmu Politik angkatan 2023. Melalui akun Instagram @ambarpambudi01, ia secara terbuka mengakui kesalahannya dan menyampaikan penyesalan mendalam atas tindakan yang telah dilakukannya terhadap almarhum Timothy.
Selain Maria, lima pelaku lain juga telah menyusul memberikan klarifikasi: Ayu Tasya Antari (Fakultas Pertanian angkatan 2022), Leonardo Jonathan, Vito Simanungkalit, Ryan Abel, dan Ngurah Nanda. Mereka semua menyampaikan permohonan maaf, baik kepada keluarga almarhum maupun masyarakat luas, serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatan serupa.
Calista Amore Manurung: Mahasiswi Kedokteran yang Masih Bungkam
Namun, di tengah langkah-langkah rekonsiliasi yang diambil oleh sebagian pelaku, satu nama terus menjadi perhatian utama publik: Calista Amore Manurung. Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ini disebut-sebut sebagai salah satu pelaku yang ikut meledek kematian Timothy. Namun, hingga kini, ia belum memberikan pernyataan resmi, klarifikasi, maupun permohonan maaf.
Ketiadaan respons dari Calista memicu spekulasi luas di media sosial. Banyak netizen mempertanyakan sikap diamnya, terlebih mengingat profesi calon dokter seharusnya dibangun di atas nilai-nilai kemanusiaan, empati, dan rasa hormat terhadap sesama. “Kalau calon dokter saja tega mengejek orang yang sudah meninggal, lalu apa yang bisa diharapkan dari pelayanan kesehatannya nanti?” tulis salah satu warganet di Twitter.
Karena ketidakhadirannya di ruang publik, masyarakat pun mulai menggali latar belakang Calista. Siapa orang tuanya? Apa pekerjaan keluarganya? Apakah ada koneksi khusus yang membuatnya enggan tampil? Sayangnya, informasi mengenai keluarga Calista Amore Manurung masih sangat minim dan belum terverifikasi.
Tekanan Publik dan Tanggung Jawab Moral
Kasus ini bukan hanya soal hukum, tetapi juga ujian moral bagi institusi pendidikan tinggi dan generasi muda Indonesia. Universitas Udayana, sebagai kampus terkemuka di Bali, kini berada di bawah sorotan ketat. Banyak pihak menuntut transparansi penuh, termasuk sanksi akademik yang tegas terhadap para pelaku, terlepas dari status sosial atau latar belakang keluarga mereka.
