Mayat Pria Ditemukan di Halaman Kampus ITB Jatinangor, Diduga Meninggal karena Sakit Lambung – Kisah Pilu Seorang Pemulung yang Sering Berkeliaran di Sekitar Kampus

mayat-soumen82hazra/pixabay-
Mayat Pria Ditemukan di Halaman Kampus ITB Jatinangor, Diduga Meninggal karena Sakit Lambung – Kisah Pilu Seorang Pemulung yang Sering Berkeliaran di Sekitar Kampus
Suasana pagi yang biasanya tenang di kawasan Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) Jatinangor tiba-tiba berubah menjadi gempar. Seorang pria ditemukan tak bernyawa di halaman depan kampus bergengsi tersebut pada Senin pagi, sekitar pukul 06.00 WIB. Penemuan jenazah ini sontak mengundang perhatian warga sekitar, mahasiswa, hingga aparat kepolisian setempat.
Awal Penemuan: Ramuan Herbal yang Tak Sempat Diserahkan
Jenazah pertama kali ditemukan oleh Tatang Sulaeman, seorang warga setempat yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian. Tatang mengaku datang ke tempat itu dengan niat baik—ia hendak mengantarkan ramuan herbal yang telah dibuatnya khusus untuk korban. Menurut pengakuannya, korban beberapa hari sebelumnya sempat mengeluhkan sakit lambung dan memintanya meracik obat tradisional dari bahan alami.
“Saya datang bawa ramuan seperti yang dia minta. Tapi begitu sampai, saya lihat dia sudah tergeletak kaku. Saya langsung panik,” ujar Tatang dengan suara bergetar saat ditemui awak media.
Tanpa pikir panjang, Tatang segera melapor ke petugas keamanan kampus ITB Jatinangor. Tak lama kemudian, laporan tersebut diteruskan ke Polsek Jatinangor untuk ditindaklanjuti.
Identitas Korban dan Barang Bawaan yang Mengungkap Riwayat Kesehatannya
Tim kepolisian yang tiba di lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan awal terhadap jenazah. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan sejumlah dokumen pribadi yang membantu mengungkap identitas serta kondisi kesehatan korban.
Dokumen-dokumen tersebut antara lain Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga, kartu berobat dari RS Santosa Bandung, kartu kontrol dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPKM) Bandung, serta surat rencana kontrol dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Universitas Padjadjaran (Unpad). Selain itu, di sekitar tubuh korban juga ditemukan beberapa jenis obat-obatan yang diduga sedang dikonsumsinya.
Keberadaan dokumen medis tersebut menguatkan dugaan bahwa korban memang memiliki riwayat penyakit lambung kronis yang mungkin memburuk dalam beberapa hari terakhir.
Kehidupan Korban: Pemulung yang Sering Berkeliaran di Sekitar Kampus
Informasi dari warga sekitar mengungkap bahwa korban merupakan seorang pemulung yang kerap terlihat beraktivitas di kawasan Jatinangor. Ia diketahui hidup nomaden—berpindah-pindah tempat tinggal di pinggir jalan atau area terbuka tanpa tempat tinggal tetap.
“Orangnya ramah, sering ngobrol sama tukang parkir atau pedagang kaki lima di sini. Tapi memang kelihatan sering sakit, kadang batuk-batuk atau pegang perut,” tutur seorang pedagang warung kopi di dekat kampus.
Meski hidup dalam keterbatasan, korban diketahui tetap berusaha memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan mengumpulkan barang bekas. Tak jarang, ia juga menerima bantuan makanan atau pakaian dari warga sekitar yang merasa iba melihat kondisinya.
Dugaan Sementara: Meninggal Akibat Komplikasi Sakit Lambung
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum bisa memastikan penyebab pasti kematian korban. Namun, berdasarkan keterangan saksi dan barang bukti yang ditemukan, kuat dugaan korban meninggal dunia akibat komplikasi penyakit lambung yang dideritanya.
“Kami masih menunggu hasil visum dari tim medis forensik. Tapi dari kondisi tubuh dan dokumen yang ditemukan, kemungkinan besar kematian disebabkan oleh penyakit yang sudah lama diderita,” ungkap Kapolsek Jatinangor, AKP Dedi Mulyadi, saat ditemui di lokasi kejadian.
Respons ITB dan Warga Sekitar
Pihak manajemen ITB Jatinangor menyatakan turut prihatin atas kejadian ini. Meski korban bukan bagian dari civitas akademika kampus, pihak kampus tetap memberikan bantuan logistik dan koordinasi dengan aparat setempat untuk proses evakuasi dan identifikasi jenazah.