Profil Tampang Clara Sumarwati Sosok Pendaki Puncak Everest Pertama Indonesia yang Dikabarkan Meninggal Dunia, Lengkap: Umur, Agama dan IG

Profil Tampang Clara Sumarwati Sosok Pendaki Puncak Everest Pertama Indonesia yang Dikabarkan Meninggal Dunia, Lengkap: Umur, Agama dan IG

Clara-Instagram-


Profil Tampang Clara Sumarwati Sosok Pendaki Puncak Everest Pertama Indonesia yang Dikabarkan Meninggal Dunia, Lengkap: Umur, Agama dan IG
Clara Sumarwati, Sang Perintis dari Atap Dunia: Jejak Legendaris Pendaki Everest Pertama Indonesia yang Kini Telah Berpulang

Dunia pendakian Tanah Air berduka. Clara Sumarwati, sosok perempuan pemberani yang mencatat sejarah sebagai pendaki pertama asal Indonesia yang berhasil menjejakkan kaki di puncak Gunung Everest, telah berpulang pada Kamis, 2 Oktober 2025. Kabar duka ini menyentuh hati ribuan pencinta alam, pendaki, hingga masyarakat umum yang mengenal namanya sebagai simbol keberanian dan semangat pantang menyerah.



Clara menghembuskan napas terakhir di kediamannya di Kampung Minggiran, Kelurahan Suryodiningratan, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, pada usia 60 tahun. Jenazahnya dimakamkan keesokan harinya, Jumat (3/10), dalam prosesi yang sederhana namun penuh khidmat, dihadiri keluarga, sahabat, rekan sesama pendaki, serta perwakilan komunitas alam bebas.

Perjuangan Melawan Sakit hingga Akhir Hayat
Menurut sang kakak, Rita Heru Setyatini, Clara sempat berjuang melawan penyakit diabetes yang kemudian berkembang menjadi komplikasi ginjal. Kondisi kesehatannya terus menurun hingga akhirnya kolaps pada hari Kamis pagi. Meski demikian, semangat juang yang dikenalnya sejak muda tetap menyala hingga detik terakhir.

“Dia selalu kuat, bahkan saat sakit pun masih berusaha tersenyum dan memberi semangat kepada kami,” ujar Rita dengan suara bergetar.


Membuka Lembaran Sejarah Pendakian Nasional
Nama Clara Sumarwati tidak hanya dikenang sebagai pendaki biasa, melainkan sebagai pelopor yang membuka jalan bagi generasi pendaki Indonesia di kancah internasional. Pada 26 September 1996, tepat 28 tahun lalu, Clara berhasil menginjakkan kaki di puncak tertinggi dunia—Everest (8.848 meter di atas permukaan laut)—menjadi orang Indonesia pertama yang melakukannya.

Lebih dari itu, ia juga tercatat sebagai perempuan pertama dari Asia Tenggara yang berhasil menaklukkan “atap dunia” tersebut. Prestasi ini bukan hanya membanggakan secara nasional, tetapi juga mengukir nama Indonesia di peta dunia pendakian gunung.

Dari Mahasiswi Taekwondo ke Puncak Himalaya
Kisah Clara bukanlah dongeng instan. Ia memulai perjalanan epiknya saat masih berstatus sebagai mahasiswi. Dengan latar belakang sebagai pelatih taekwondo, Clara memiliki fisik dan mental yang tangguh. Namun, keberhasilannya tidak lepas dari dukungan institusi negara. Ia mendapat bantuan logistik dan pendanaan dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) serta Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) TNI kala itu.

“Modal saya adalah nekat,” ungkap Clara dalam sebuah kesempatan pada peringatan Hari Konservasi Alam Nasional di Bontang, Kalimantan Timur, September 2020 lalu. “Nekat yang saya peroleh dari latihan taekwondo dan dukungan pemerintah melalui Kopassus serta KSAD.”

Upaya pertamanya gagal total pada 1993 akibat badai salju yang mengganas di ketinggian. Namun, kegagalan itu justru memperkuat tekadnya. Tiga tahun kemudian, dengan dukungan lima sherpa berpengalaman dari Nepal, Clara kembali menantang maut. Ia berhasil mencapai puncak dan bertahan selama 10 menit di sana—waktu yang cukup untuk mengabadikan momen bersejarah itu dalam foto dan doa.

Jejak Digital dan Pengakuan Global
Prestasi Clara tidak hanya diakui di dalam negeri. Namanya tercatat resmi dalam The Himalayan Database, basis data internasional yang dikelola oleh Richard Salisbury dan dianggap sebagai sumber paling otoritatif mengenai pendakian Everest sejak pertama kali ditaklukkan oleh Edmund Hillary dan Tenzing Norgay pada 1953.

Menurut data hingga 2018, Clara tercatat sebagai pendaki ke-837 dari total 9.159 orang yang berhasil mencapai puncak Everest sejak 1953. Namanya juga muncul dalam publikasi bergengsi seperti American Alpine Journal (1997), situs EverestHistory.com, serta platform adventurestats.com.

Bahkan, dua tokoh legendaris dunia pendakian—Walt Unsworth dalam bukunya Everest dan Reinhold Messner dalam Everest: Expedition to the Ultimate (1999)—ikut mencantumkan Clara sebagai bagian dari narasi global pendakian Everest.

Kontroversi dan Pembuktian Sejarah
Namun, seperti banyak tokoh sejarah, perjalanan Clara tidak luput dari kontroversi. Pada 2009, muncul klaim bahwa Asmujiono, anggota Kopassus, adalah orang Indonesia pertama yang mencapai puncak Everest pada 26 April 1997—tujuh bulan setelah Clara.

Klaim ini sempat mengguncang dunia pendakian nasional. Namun, setelah dilakukan verifikasi mendalam terhadap dokumen, foto, saksi, serta catatan internasional, Clara tetap diakui sebagai yang pertama. Bahkan, Asmujiono sendiri dalam wawancara dengan detik.com pada 13 Oktober 2009 mengakui bahwa Clara memang lebih dulu mencapai puncak.

Baca juga: Morin Yulia Anaknya Siapa? Berikut Profil Mantan Pegawai Bank di Cirebon yang Raup Rp24,6 Miliar Untuk Belanja Barang Mewah, Bukan Orang Biasa?

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya