Profil Tampang Vivian Guru di Wellington Intelligence School yang Bully Murid Lengkap dari Umur, Agama dan Akun IG

Guru-Instagram-
Profil Tampang Vivian Guru di Wellington Intelligence School yang Bully Murid Lengkap dari Umur, Agama dan Akun IG
Skandal di Wellington Intelligence School: Guru Diduga Lakukan Bullying Sistematis, Rekam dan Unggah Anak Menangis hingga Langgar Privasi Saat Buang Air Kecil
Deli Serdang, Sumatera Utara – Dunia pendidikan kembali diguncang kasus pelanggaran etika serius. Kali ini, dua orang guru di Wellington Intelligence School, sebuah lembaga bimbingan belajar di Deli Serdang, Sumatera Utara, diduga melakukan tindakan perundungan (bullying) terhadap murid-muridnya secara sistematis dan sadis. Lebih mengejutkan lagi, aksi kejam tersebut tidak hanya dilakukan secara langsung, tetapi juga direkam dan diunggah ke media sosial sebagai bahan candaan.
Kasus ini mencuat setelah akun Instagram @miamor membagikan tangkapan layar unggahan dari akun pribadi para guru tersebut. Dalam unggahan itu, terlihat bagaimana mereka meledek, menertawakan, bahkan memotret murid dalam kondisi sangat memalukan, termasuk saat sedang buang air kecil. Aksi ini memicu kemarahan luas di kalangan wali murid, aktivis perlindungan anak, hingga masyarakat umum.
Tertawa di Atas Tangisan Anak-anak
Salah satu video yang beredar menunjukkan seorang murid yang menangis tersedu-sedu karena rindu ibunya. Alih-alih memberikan penghiburan, sang guru justru meledek dengan suara keras, bahkan menirukan tangisan anak tersebut. Dalam rekaman itu, terdengar jelas sang guru berkata, “Ngakak banget, bisa-bisanya dia mendeskripsikan emaknya yang gendut, yang ini kurus. Jadi bukan.”
Parahnya, guru tersebut mengaku sebagai ibu sang anak, seolah mengejek kerinduan emosional yang wajar dirasakan oleh anak-anak seusianya. Yang lebih menyedihkan, dalam video itu terdengar tawa riang dari para guru, seolah mereka sedang menikmati penderitaan bocah yang tak berdaya.
Pelanggaran Privasi Parah: Foto Murid Saat Buang Air Kecil
Namun, bentuk kekejaman tidak berhenti sampai di situ. Dalam unggahan lain, salah satu guru mengambil foto seorang murid laki-laki saat sedang buang air kecil di toilet. Foto tersebut kemudian diunggah ke media sosial dengan keterangan yang terkesan meremehkan:
“Si baby ini digertak sikit bisa nangis. Dia bimbel jam 4, tapi tetep pake baju sekolah.”
Meski maksud unggahan itu mungkin hanya untuk bercanda, foto tersebut jelas menunjukkan area tubuh privat sang anak, yang merupakan pelanggaran serius terhadap hak privasi dan perlindungan anak. Tindakan ini tidak hanya tidak profesional, tetapi juga berpotensi melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014, khususnya Pasal 76C yang melaraskan segala bentuk kekerasan terhadap anak.
Membudayakan Perundungan di Kelas Balita
Lebih mengkhawatirkan lagi, praktik perundungan ini dilakukan secara terstruktur dan diajarkan kepada murid lain. Di kelas yang diisi oleh anak-anak usia balita, kedua guru tersebut sengaja menyuruh murid-murid lain untuk menertawakan temannya yang sedang menangis. Dalam salah satu rekaman, terdengar kalimat yang sangat mengejutkan:
“Tertawa di atas penderitaan orang lain adalah hal yang wajar.”
Pernyataan seperti ini bukan hanya menunjukkan ketidaksensitifan, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai yang salah kepada anak-anak yang sedang dalam masa pembentukan karakter. Psikolog anak menyebut bahwa paparan terhadap lingkungan seperti ini dapat menyebabkan trauma jangka panjang, gangguan kepercayaan diri, bahkan gangguan kecemasan pada anak.
Respons Wali Murid dan Masyarakat
Sejak unggahan tersebut viral, kemarahan wali murid memuncak. Banyak dari mereka yang langsung menarik anak-anaknya dari lembaga tersebut dan menuntut pertanggungjawaban hukum. Sejumlah organisasi perlindungan anak juga mulai turun tangan, menyerukan agar otoritas pendidikan dan kepolisian segera menyelidiki kasus ini.