Siapa Sebenarnya Adum Dasuki? Sosok yang Diduga Jadi Dalang Perseteruan dengan Pengusaha Cookies Joshua Travin

tanda tanya-geralt/pixabay-
Akun @mamavania_dijerman menulis komentar pedas:
“Nama yang tidak sesuai dengan kelakuan minusnya—Adum (berbagi), Basuki (selamat, bahagia, berhasil).”
Sementara akun @yulio_caesar_ berspekulasi:
“Wah iya kayaknya efek gagal nyaleg, jadi stres.”
Ada pula yang penasaran dengan masa lalunya di dunia akademik. Akun @frankybobbysimanmjuntak bertanya:
“Pergaulan orang ini waktu di kampus gimana ya? Bikin rusuh sesama dosen juga?”
Pelajaran Berharga: Harmoni Sosial Lebih Penting dari Ego Pribadi
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat urban modern: hidup bertetangga bukan hanya soal batas tanah atau suara bising, tapi juga soal empati, toleransi, dan saling menghargai. Seorang mantan dosen hukum seharusnya menjadi teladan dalam menyelesaikan konflik—bukan justru memperkeruh suasana dengan tuduhan tanpa dasar dan tekanan birokratis.
Di sisi lain, keberanian Joshua Travin untuk bersuara patut diapresiasi. Ia tidak hanya membela usahanya, tapi juga membuka mata publik tentang potensi penyalahgunaan wewenang oleh individu yang memahami sistem hukum namun kehilangan akal sehat dalam kehidupan sosial.
Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Adum Dasuki maupun pihak keluarganya. Namun, unggahan Joshua Travin terus mendapat dukungan luas dari netizen, termasuk dari komunitas UMKM dan pegiat hak warga.
Yang jelas, kasus ini telah menjadi fenomena sosial yang menggambarkan betapa rapuhnya harmoni lingkungan jika satu pihak memilih jalan konfrontasi alih-alih dialog. Semoga ke depan, semua pihak—terutama mereka yang pernah menduduki posisi terhormat—dapat menjaga martabat sosial tidak hanya di ruang publik, tapi juga di lingkungan terdekatnya.