Keracunan Massal di Bandung Barat: Bacillus cereus dan Salmonella Jadi Dalang di Balik Tragedi 1.333 Siswa

Keracunan Massal di Bandung Barat: Bacillus cereus dan Salmonella Jadi Dalang di Balik Tragedi 1.333 Siswa

Rumah Sakit--

Mengapa Anak Sekolah Lebih Rentan?
Anak-anak usia sekolah dasar hingga menengah memiliki sistem pencernaan dan imunitas yang masih berkembang. Mereka juga cenderung lebih sensitif terhadap toksin bakteri dibanding orang dewasa. Ketika ratusan bahkan ribuan anak mengonsumsi makanan dari sumber yang sama dalam waktu bersamaan, risiko keracunan massal menjadi sangat nyata.

Dalam insiden ini, 1.333 siswa mengalami gejala gastrointestinal akut, sebagian harus dirawat di rumah sakit, dan aktivitas belajar-mengajar sempat terganggu. Meski sejauh ini tidak dilaporkan adanya korban jiwa, peristiwa ini menjadi alarm bagi pemerintah daerah dan penyelenggara program pangan sekolah.



Baca juga: Diana Valencia Anaknya Siapa? Inilah Biodata Jurnalis CNN Indonesia yang Dicabut ID Istana Usai Tanyakan Program MBG ke Presiden Prabowo, Bukan Orang Sembarangan?

Pencegahan: Kunci Utama Keamanan Pangan
Menurut para ahli mikrobiologi pangan, infeksi Bacillus cereus sebenarnya bisa dicegah 100% jika prinsip keamanan pangan diterapkan secara ketat. Berikut beberapa langkah krusial yang harus diperhatikan:

Masak makanan hingga matang sempurna, terutama nasi dan lauk berbasis daging atau susu.
Hindari menyimpan makanan matang dalam suhu ruang lebih dari 2 jam. Jika tidak segera dikonsumsi, simpan di kulkas (<5°C) atau pertahankan suhu panas (>60°C).
Jangan memanaskan ulang nasi atau makanan yang sudah lama disimpan tanpa memastikan keamanannya terlebih dahulu.
Terapkan higiene ketat selama proses memasak: cuci tangan, gunakan peralatan bersih, dan hindari kontaminasi silang antara bahan mentah dan matang.
Buang makanan yang terlihat, berbau, atau berasa aneh—meski hanya sedikit.
Respons Pemerintah dan Evaluasi Program MBG
Pasca insiden ini, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Jawa Barat telah membentuk tim gabungan untuk mengevaluasi seluruh rantai pasok dan distribusi program MBG di wilayah terdampak. Termasuk di dalamnya adalah audit terhadap vendor penyedia makanan, pelatihan ulang bagi penjamah makanan, serta penguatan pengawasan laboratorium terhadap sampel makanan secara berkala.


“Kejadian ini menjadi pelajaran berharga. Program MBG sangat penting untuk menunjang gizi anak sekolah, tapi keamanannya harus dijamin tanpa kompromi,” tegas seorang pejabat dinas setempat.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya