Viral Rekaman CCTV KH Masturo Rohili saat Melakukan Pelecehan Kepada Zulfa 2 Menit 30 Detik di Videy, Awas UU ITE Mengancam

Viral Rekaman CCTV KH Masturo Rohili saat Melakukan Pelecehan Kepada Zulfa 2 Menit 30 Detik di Videy, Awas UU ITE Mengancam

Ilustrasi video --

Beberapa komentar yang beredar antara lain:

“Udah liat video Kiai Masthuro Rohili di akunnya vialn5_,” tulis @KahzStore.
“Lihat video tersebut di akun nakazm,” tambah @kyyyyy.
“Lihat dimana rekaman itu?” tanya @putt, mencerminkan kebingungan publik akan keberadaan bukti visual tersebut.
Namun, hingga kini belum ada konfirmasi resmi dari pihak kepolisian maupun pihak keluarga korban mengenai keberadaan rekaman CCTV tersebut. Bahkan, beberapa sumber menyebut bahwa rekaman yang beredar kemungkinan besar adalah hoaks atau hasil editan yang sengaja disebarkan untuk memperkeruh suasana.



Hanya Ada Rekaman Wawancara, Bukan CCTV
Fakta penting yang perlu dicatat: rekaman yang benar-benar ada dan telah diverifikasi adalah wawancara Zulfa dengan dr. Richard Lee. Dalam video tersebut, Zulfa menjelaskan secara detail pengalaman traumatis yang dialaminya, namun tidak ada rekaman CCTV yang ditampilkan.

Pihak kepolisian juga belum mengumumkan adanya bukti visual berupa rekaman kamera pengawas dalam berkas penyidikan. Hal ini memperkuat dugaan bahwa rekaman CCTV yang viral kemungkinan besar tidak nyata atau belum ditemukan.

Baca juga: Sinopsis Elektra Film Jennifer Garner Bioskop Trans TV Hari ini 29 September 2025


Waspada Hoaks: Jangan Sebarkan Informasi Belum Terbukti
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Di era digital, konten yang emosional dan provokatif—terutama yang melibatkan tokoh agama dan isu sensitif seperti pelecehan anak—sangat mudah viral, meski belum tentu akurat.

Kominfo dan berbagai lembaga literasi digital telah berulang kali mengimbau agar netizen mengecek kebenaran informasi sebelum membagikannya. Menyebarkan hoaks, apalagi dalam kasus hukum yang sedang berproses, bisa berdampak serius—baik bagi korban, tersangka, maupun reputasi lembaga penegak hukum.

Dukungan untuk Korban dan Proses Hukum yang Transparan
Sementara itu, berbagai komunitas perlindungan anak dan aktivis hak perempuan menyatakan dukungan penuh terhadap Zulfa dan Salwa. Mereka menekankan pentingnya perlindungan terhadap korban kekerasan seksual, terutama ketika pelakunya adalah figur otoritatif seperti tokoh agama.

“Kami mendesak agar proses hukum berjalan transparan, adil, dan berpihak pada korban,” ujar salah satu perwakilan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Bekasi.

 

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya