Mahar Pernikahan Kaesang & Erina Gudono Kembali Viral: Ada Permintaan Khusus ke Bank Indonesia? Ini Fakta Sebenarnya!

Kaesang-Instagram-
Mahar Pernikahan Kaesang & Erina Gudono Kembali Viral: Ada Permintaan Khusus ke Bank Indonesia? Ini Fakta Sebenarnya!
Pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, dengan Erina Gudono pada 10 Desember 2022 lalu memang masih menyisakan cerita menarik hingga hari ini. Bukan hanya karena kemegahan acaranya atau status kedua mempelai, tapi juga karena detail-detail kecil yang ternyata menyimpan keunikan luar biasa — salah satunya: mahar pernikahan yang kini kembali viral di media sosial.
Ya, mahar yang diberikan Kaesang kepada Erina — berupa uang tunai senilai Rp300.000, emas 64 gram, dan seperangkat alat shalat — kembali menjadi sorotan publik. Namun kali ini, bukan nominalnya yang jadi perhatian, melainkan kode seri uang kertasnya yang disebut-sebut “dipesan khusus” ke Bank Indonesia (BI).
Viral di Twitter: “Ini Bukan Uang Biasa!”
Pemicu viralnya kembali mahar ini adalah unggahan dari akun Twitter @bangherwin pada 20 September 2025. Dalam cuitannya, ia membagikan video berdurasi 2 menit 14 detik yang mengupas tuntas keunikan uang mahar tersebut.
“Ternyata ini bukan sembarang Rp300 ribu, guys. Mahar uang ini langsung request ke Bank Indonesia buat ngeluarin kode seri khusus!” tulisnya.
Video itu langsung menyebar seperti virus. Hingga kini, sudah ditonton lebih dari 598.300 kali, dan memicu ribuan komentar, retweet, serta diskusi panas di berbagai platform.
Misteri Kode Seri yang “Terlalu Spesifik”
Yang membuat heboh adalah susunan nomor seri pada tiga lembar uang pecahan Rp100.000 yang menjadi bagian dari mahar. Menurut video tersebut, ketiga lembar uang itu bukan sembarang uang lama — melainkan memiliki kode yang disesuaikan dengan identitas mempelai.
Berikut rinciannya:
Lembar Pertama: Kode seri KSE101222
— KSE = Kaesang & Erina
— 101222 = Tanggal pernikahan: 10 Desember 2022
Lembar Kedua: Kode seri ESG111296
— ESG = Erina Sofia Gudono
— 111296 = Tanggal lahir Erina: 11 Desember 1996
Lembar Ketiga: Kode seri KSP251294
— KSP = Kaesang Pangarep
— 251294 = Tanggal lahir Kaesang: 25 Desember 1994
Apakah BI Benar-Benar Mencetak Uang Khusus?
Pertanyaan besar langsung muncul: Apakah BI benar-benar mencetak uang khusus untuk mahar pernikahan anak Presiden?
Menurut sumber internal yang dikutip beberapa media, tidak ada cetakan khusus yang dilakukan BI untuk keperluan ini. Uang-uang tersebut berasal dari stok uang edisi promosi desain rupiah baru yang memang memiliki fleksibilitas dalam penomoran seri.
“BI tidak mencetak uang baru hanya untuk mahar. Yang terjadi adalah, pihak keluarga memilih dari stok uang promosi yang tersedia, dan kebetulan — atau mungkin sengaja dipilih — nomor serinya sesuai dengan inisial dan tanggal penting,” jelas seorang sumber yang enggan disebutkan namanya.
Namun, banyak netizen yang skeptis. Mereka bertanya: “Seberapa besar kemungkinan kebetulan seperti ini terjadi?”
Reaksi Warganet: Dari Kagum Hingga Sindiran Tajam
Video ini memicu gelombang reaksi beragam di jagat maya. Berikut beberapa komentar paling viral:
@beginiceritany1:
“Kalau memang tidak dicetak, masa iya kebetulan se-akurat itu? Probabilitas konfigurasi nomor seri kan besar sekali. Masa pas banget stoknya ada sesuai inisial dan tanggal lahir? Itu kan sangat spesifik!”
@maulana90458814:
“Baru ketahuan sekarang-sekarang ini ya, bang? Ada-ada aja kelakuan pejabat kita.”
@alotsofweird:
“Pasti uangnya baru banget. Kayaknya sengaja dipilih dari koleksi khusus BI.”
@szvolaziii:
“Duit aja bisa request cetakannya, apalagi cuma ijazah...”
@desainsmid:
“Sampai sekecil ini mereka minta privilege khusus? Ini keluarga ampun deh...”
Fakta Menarik: BI Memang Punya Program “Uang Promosi”
Sebagai informasi tambahan, Bank Indonesia memang memiliki program uang edisi promosi atau commemorative notes yang biasanya dikeluarkan untuk acara-acara tertentu, seperti peluncuran desain baru, peringatan nasional, atau event besar.
Uang-uang ini tidak diedarkan secara umum, melainkan diberikan dalam jumlah terbatas kepada instansi terkait, kolektor, atau pihak-pihak tertentu — termasuk mungkin keluarga pejabat tinggi negara — sebagai bentuk edukasi atau apresiasi.