Bon Appetit, Your Majesty Eps 11 Sub Indo Serta Link dan Spoiler Bukan LK21 di Netflix: Raja Yi-heon Khawatir, Tabib Kerajaan Turun Tangan

Bon-Instagram-
Bon Appetit, Your Majesty Eps 11 Sub Indo Serta Link dan Spoiler Bukan LK21 di Netflix: Raja Yi-heon Khawatir, Tabib Kerajaan Turun Tangan
Siapa bilang drama kerajaan hanya soal intrik politik dan cinta segitiga? Bon Appetit, Your Majesty membuktikan bahwa pertarungan di dapur istana bisa jauh lebih seru, tegang, dan penuh emosi daripada duel pedang di halaman istana! Episode 11 dan 12 dari serial ini benar-benar menghidangkan drama yang menggugah selera—secara harfiah dan kiasan. Dari kompetisi masak yang mempertaruhkan kehormatan negara, hingga konspirasi beracun yang mengancam nyawa, semuanya dikemas dalam narasi yang bikin penonton tak sabar menunggu episode berikutnya.
Babak Kedua Usai, Tegang Menanti Hasil Penilaian
Di episode sebelumnya (ep 8), kita menyaksikan babak kedua kompetisi kuliner antara dinasti Ming dan kerajaan Joseon berakhir dengan spektakuler. Koki dari Tiongkok tampil memukau dengan hidangan berbahan dasar akar teratai emas—sebuah simbol kemewahan dan keanggunan yang khas dari budaya Tiongkok kuno. Sementara itu, Ji-yeong, sang koki andalan Joseon, tidak mau kalah. Ia menyajikan bebek Peking versi modifikasinya, yang berhasil membuat para juri terpana.
Meski hasil resmi baru akan diumumkan di episode 11, suasana di balik layar sudah panas. Para penilai—baik dari pihak Ming maupun Joseon—sama-sama mengakui bahwa kedua hidangan itu luar biasa. Tapi, siapa yang akan menang? Itu masih menjadi teka-teki yang membuat penonton penasaran.
Raja Yi-heon Khawatir, Tabib Kerajaan Turun Tangan
Namun, di balik gemerlap kompetisi, ada satu hal yang membuat Raja Yi-heon gelisah: kondisi tangan Ji-yeong yang cedera. Sang raja, yang awalnya mendorong diadakannya kompetisi ini demi kehormatan kerajaan, kini mulai menyesal. Ia khawatir cedera tersebut akan mengganggu performa Ji-yeong di babak penentuan.
Dengan nada serius, Raja Yi-heon langsung memerintahkan tabib istana terbaik untuk merawat tangan Ji-yeong secara intensif. “Pastikan dia pulih sebelum babak ketiga,” perintah sang raja. Ini bukan sekadar soal menang atau kalah—ini soal harga diri kerajaan, dan juga soal kepercayaan raja terhadap koki yang mulai ia anggap lebih dari sekadar pelayan istana.
Senjata Rahasia Ji-yeong: Panci Presto dan Ayam Tulang Hitam
Sementara itu, Ji-yeong tidak tinggal diam. Ia sudah menyiapkan strategi pamungkas untuk babak terakhir. Alat rahasia yang selama ini ia tunggu—panci presto—akhirnya tiba di dapur istana. Alat modern ini akan ia gunakan untuk memasak hidangan andalannya: ayam tulang hitam.
Kenapa ayam tulang hitam? Karena selain langka dan bernilai gizi tinggi, hidangan ini juga sarat makna simbolis. Dalam budaya Asia Timur, ayam tulang hitam dipercaya mampu menyembuhkan dan memulihkan energi—cocok untuk melambangkan kebangkitan Joseon di tengah tekanan diplomatik dari Ming.
Tapi, apakah hidangan ini cukup untuk membawa kemenangan? Atau justru akan menjadi bumerang karena dianggap “terlalu eksperimental” oleh juri konservatif?
Intrik Istana: Selir Kang Mok-ju dan Konspirasi Beracun
Di sisi lain, istana tidak pernah sepi dari intrik. Selir Kang Mok-ju, yang semakin kesal melihat kedekatan Raja Yi-heon dengan Ji-yeong, mulai merancang rencana jahat. Ia bekerja sama dengan Pangeran Je-san—yang juga punya dendam pribadi terhadap Ji-yeong—untuk menjatuhkan reputasi sang koki.
Rencana mereka? Menyelundupkan racun ke dalam hidangan yang disajikan untuk Ibu Suri atau Ratu. Jika racun itu bekerja, maka Ji-yeong—sebagai koki yang bertanggung jawab—akan langsung disalahkan. Hukuman mati bukan hal yang mustahil di zaman kerajaan.
Ini bukan sekadar iri hati—ini perang dingin yang mempertaruhkan nyawa.
Kenaikan Pangkat, Lalu Jatuh ke Penjara
Dalam preview episode 9-10 yang sudah dirilis, kita sempat melihat momen manis: Ji-yeong mendapat kenaikan pangkat! Seragam barunya berwarna merah—simbol bahwa ia kini adalah orang kepercayaan raja, dilindungi dan dihormati. Ini adalah pencapaian luar biasa bagi seorang koki perempuan di era feodal.
Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Begitu racun ditemukan dalam hidangan istana, Ji-yeong langsung ditangkap dan dibuang ke penjara bawah tanah. Tuduhan berat menimpanya: berusaha membunuh anggota keluarga kerajaan.
Tapi Raja Yi-heon? Ia tidak percaya. Bahkan, ia murka. Dengan suara menggelegar, ia memerintahkan pembebasan Ji-yeong. “Dia tidak akan melakukan itu. Ada yang sedang bermain kotor di balik ini,” tegas sang raja. Ini bukan hanya pembelaan—ini deklarasi perang terhadap siapa pun yang berani menyentuh orang yang ia lindungi.
Ultimatum Mengerikan dari Dinasti Ming
Dan puncak ketegangan terjadi di babak ketiga kompetisi. Saat semua mata tertuju pada panci presto Ji-yeong dan panci tradisional koki Ming, pihak Tiongkok tiba-tiba melemparkan syarat yang membuat darah Raja Yi-heon mendidih.
“Jika Joseon kalah… maka koki Ji-yeong harus menjadi wanita persembahan bagi Kaisar Ming.”
Ya, Anda tidak salah baca. Bukan harta, bukan wilayah—tapi Ji-yeong sendiri yang dijadikan taruhan. Ini bukan hanya penghinaan terhadap Joseon, tapi juga terhadap martabat perempuan dan kehormatan raja yang melindunginya.
Ekspresi Raja Yi-heon berubah seketika. Matanya membara. Tangannya mengepal. Dan penonton? Tegang menunggu reaksinya. Apakah ia akan menerima syarat itu? Atau justru membatalkan kompetisi demi menyelamatkan Ji-yeong?