Biodata Profil Hannah Einbinder Pemenang Emmy Awards 2025 yang Beragama Yahudi Kini Viral Usai Serukan Free Palestine

Hanna-Instagram-
Biodata Profil Hannah Einbinder Pemenang Emmy Awards 2025 yang Beragama Yahudi Kini Viral Usai Serukan Free Palestine
Dunia hiburan internasional kembali diguncang oleh pidato berani seorang aktris muda yang tak hanya memenangkan penghargaan, tapi juga memilih momen itu untuk menyuarakan keadilan global. Hannah Einbinder, bintang serial komedi fenomenal Hacks, mencuri perhatian jutaan pasang mata saat naik ke panggung Emmy Awards 2025 di Peacock Theatre, Los Angeles, Senin malam (15/9/2025) waktu setempat — atau Selasa dini hari waktu Indonesia.
Namun, bukan sekadar kemenangannya dalam kategori Aktris Pendukung Terbaik dalam Serial Komedi yang membuat publik terpana. Melainkan, kalimat penutup pidatonya yang singkat, tajam, dan penuh makna politik:
“Finally, go birds, f— ICE and free Palestine. Thank you.”
(Pada akhirnya, melajulah Birds, persetan dengan ICE, dan bebaskan Palestina. Terima kasih.)
Dalam sekejap, kalimat itu menjadi viral di seluruh platform media sosial. Twitter, Instagram, TikTok, hingga Reddit dibanjiri kutipan, analisis, dukungan, bahkan kritik pedas. Tapi di balik kontroversi, ada cerita yang jauh lebih dalam — tentang identitas, tanggung jawab moral, dan keberanian seorang perempuan Yahudi yang memilih berdiri di garis depan perjuangan kemanusiaan.
Dari Ucapan Terima Kasih ke Seruan Kemanusiaan: Detik-detik yang Mengguncang Dunia
Seperti kebanyakan pemenang lain, awal pidato Hannah terdengar hangat dan penuh rasa syukur. Ia memuji tim kreatif Hacks, menyebut mereka sebagai “keluarga kedua” yang mengubah hidupnya secara profesional dan personal. Tapi ketika detik-detik terakhir pidato tiba, ia memilih untuk tidak bermain aman.
Dengan suara tenang namun tegas, ia menyisipkan seruan politik yang langsung memecah suasana. Penonton di studio terdiam sejenak — lalu beberapa tepuk tangan spontan terdengar. Di rumah-rumah, di kafe-kafe, di ruang redaksi, orang-orang saling bertanya: “Apa yang baru saja terjadi?”
Dilansir Deadline, Selasa (16/9/2025), banyak yang tidak menyangka bahwa seorang aktris muda, yang dikenal lewat peran komedi sarkastik sebagai Ava di Hacks, akan memilih panggung Emmy — acara yang biasanya dihindari dari isu politik — sebagai tribun untuk menyuarakan Palestina dan menentang kebijakan imigrasi AS melalui ICE (Immigration and Customs Enforcement).
“Ini Isu yang Sangat Dekat di Hatiku” — Pengakuan Emosional Usai Turun Panggung
Setelah turun dari panggung, Hannah tidak menghindar dari pertanyaan wartawan. Di ruang pers belakang panggung, ia duduk santai namun serius, menjawab dengan jujur dan penuh keyakinan.
“Menurutku, penting untuk membicarakan Palestina, karena ini isu yang sangat dekat di hatiku,” ujar aktris berusia 30 tahun ini, putri dari komedian legendaris Laraine Newman.
Ia lalu bercerita tentang teman-temannya di Gaza — para dokter, guru, relawan — yang tetap bekerja di tengah reruntuhan dan blokade. “Mereka merawat ibu hamil, anak-anak sekolah, bahkan membangun sekolah di kamp pengungsi. Mereka manusia biasa yang luar biasa. Dan aku merasa bersalah jika diam saja.”
Bagi Hannah, ini bukan sekadar solidaritas. Ini adalah tanggung jawab moral — terutama karena ia seorang Yahudi.
“Menjadi Yahudi Bukan Berarti Mendukung Israel” — Pernyataan yang Membuat Banyak Orang Tersentak
Inilah inti dari pidatonya — dan mungkin yang paling penting untuk dipahami.
Hannah menegaskan bahwa identitas Yahudi tidak bisa disamakan dengan dukungan terhadap negara Israel. Baginya, agama dan budaya Yahudi jauh lebih tua, lebih kaya, dan lebih universal daripada entitas politik modern bernama Israel.
“Saya merasa sebagai seorang Yahudi, saya berkewajiban untuk memisahkan orang Yahudi dari Negara Israel, karena agama dan budaya kami merupakan institusi yang sangat penting dan telah lama berdiri, yang benar-benar terpisah dari negara etno-nasionalis semacam ini,” katanya tegas.
Pernyataan ini penting, karena selama ini banyak pihak — termasuk media arus utama — cenderung menyamakan kritik terhadap Israel dengan antisemitisme. Hannah justru membalik narasi itu: justru karena ia Yahudi, ia merasa punya tanggung jawab moral untuk menentang kebijakan Israel yang ia anggap melanggar HAM.
Bergabung dengan 1.000+ Pelaku Film yang Memboikot Pendukung Genosida
Hannah juga mengungkap bahwa ia adalah salah satu dari lebih dari seribu pelaku industri film dan televisi yang menandatangani pernyataan bersama untuk memboikot institusi yang mendukung genosida di Gaza.
Namun, ia menekankan: ini bukan boikot terhadap individu, apalagi terhadap orang Yahudi. Ini adalah boikot strategis terhadap sistem — terhadap perusahaan, lembaga, dan pemerintah yang secara aktif mendukung kekerasan terhadap warga sipil Palestina.
“Memboikot adalah alat yang efektif untuk menekan penguasa agar bertindak cepat. Jadi, tindakan para pekerja film untuk Palestina, bukan untuk memboikot individu, melainkan hanya memboikot institusi yang secara langsung terlibat dalam genosida,” jelasnya.
Ia mencontohkan gerakan serupa di masa lalu — seperti boikot terhadap apartheid Afrika Selatan — yang akhirnya berhasil mengubah dunia. “Sejarah membuktikan, ketika seniman bersatu, dunia bisa berubah.”
Tak Sendirian: Javier Bardem Juga Tampil dengan Keffiyeh, Serukan Sanksi untuk Israel
Hannah bukan satu-satunya suara pro-Palestina di karpet merah Emmy 2025. Aktor Spanyol ternama, Javier Bardem, juga tampil mencolok dengan syal keffiyeh — simbol perlawanan Palestina — melingkar di lehernya.
Dalam wawancara dengan The Hollywood Reporter, Bardem menyebut bahwa International Association of Genocide Scholars telah secara resmi menyatakan bahwa apa yang terjadi di Gaza adalah genosida.
“Itulah alasan kami menuntut blokade komersial dan diplomatik serta sanksi terhadap Israel untuk menghentikan genosida ini. Free Palestine!” serunya.
Keberanian Bardem dan Hannah menunjukkan bahwa gelombang dukungan untuk Palestina di kalangan selebritas global semakin tak terbendung — bahkan di tengah tekanan politik dan risiko kehilangan sponsor atau proyek.
Emmy Awards 2025: Digelar Virtual, Tapi Dampaknya Nyata
Perlu dicatat, Emmy Awards 2025 digelar dalam format hybrid — hanya pembawa acara yang hadir di Staples Center, sementara para nominator dan tamu undangan mengikuti dari rumah masing-masing karena pandemi Covid-19 yang masih meninggalkan jejak.
Namun, justru dalam format yang lebih intim dan personal inilah, pidato-pidato seperti Hannah jadi terasa lebih kuat. Tak ada tepuk tangan gemuruh yang menenggelamkan pesannya. Hanya kamera, mikrofon, dan jutaan pasang mata yang mendengar — dan merenungkan.
Mengapa Ini Penting? Karena Seni Bukan Sekadar Hiburan — Tapi Cermin Kemanusiaan
Pidato Hannah Einbinder bukan sekadar “kontroversi selebritas”. Ini adalah momen penting dalam sejarah budaya populer — ketika seorang artis memilih menggunakan panggungnya bukan untuk promosi diri, tapi untuk menyuarakan yang tertindas.