Purbaya Yudhi Roasting Rocky Gerung di Depan Ratusan Peserta: Pak, Belajar Ekonomi Lagi Dong! — Kritik Tajam Disertai Data, Viral di Media Sosial

Purabaya-Instagram-
Purbaya Yudhi Roasting Rocky Gerung di Depan Ratusan Peserta: Pak, Belajar Ekonomi Lagi Dong! — Kritik Tajam Disertai Data, Viral di Media Sosial
Dalam sebuah acara akademik bergengsi yang digelar di Jakarta, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa, membuat suasana menjadi hangat dan penuh tawa saat secara terbuka “mengroasting” filsuf publik sekaligus kritikus politik ternama, Rocky Gerung. Bukan sekadar sindiran biasa — Purbaya menyampaikan kritiknya dengan data ekonomi nyata, grafik pertumbuhan, dan gaya komunikasi yang santai namun tajam, memicu gelombang respons di media sosial.
Acara itu adalah Great Lecture: Transformasi Ekonomi Nasional: Pertumbuhan Inklusif Menuju 8%, yang diselenggarakan pada Minggu, 14 September 2025, di Auditorium Universitas Indonesia. Ribuan peserta — dari kalangan akademisi, pelaku usaha, mahasiswa, hingga pegawai pemerintah — hadir secara langsung maupun daring. Di tengah paparan teknis tentang indikator makroekonomi, Purbaya tiba-tiba beralih ke topik yang tak terduga: kritik terhadap Rocky Gerung.
“Dia Suka Ngeledekin Jokowi Gak Ngapa-ngapain… Ini Pak, Coba Lihat Datanya!”
Dengan gaya khasnya yang santai namun percaya diri — mengenakan kemeja warna cerah tanpa dasi, berjalan santai di atas panggung, dan sesekali tertawa kecil — Purbaya menampilkan slide grafik pertumbuhan PDB Indonesia periode 2015–2025. Ia menunjukkan lonjakan signifikan pada tahun 2021–2023, ketika ekonomi nasional pulih pasca-pandemi, lalu menyoroti penurunan tren mulai Q2 2024 hingga awal 2025.
“Ini yang saya ingin sampaikan,” ujar Purbaya sambil menunjuk layar, “Banyak yang bilang Presiden Jokowi gak ngapa-ngapain. Nah, pak Rocky Gerung sering banget ngeledekin itu. Tapi coba lihat: ketika pemerintah melakukan intervensi fiskal besar-besaran lewat program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional), subsidi energi, bansos, dan insentif UMKM — ekonomi kita tumbuh 5,2% di 2022, 5,0% di 2023, dan bahkan 4,8% di 2024 meski ada tekanan global.”
Ia kemudian menyoroti titik balik: “Tapi mulai pertengahan 2024 sampai sekarang, ekonomi kita melemah. Bukan karena politik. Bukan karena pemilu. Tapi karena ekonominya dibunuh — oleh kebijakan moneter yang tidak sinkron, volatilitas nilai tukar, dan ketidakpastian regulasi di sektor finansial. Dan ini bukan karena Jokowi ‘gak ngapa-ngapain’ — tapi karena setelah dia keluar, sistem yang dia bangun belum siap diwariskan.”
Roasting Berbasis Fakta: Purbaya Tak Hanya Menyalahkan, Tapi Mengajak Belajar
Yang membuat momen ini viral bukan hanya isi kritiknya, tapi cara penyampaiannya. Purbaya tak menyerang secara personal. Ia justru memuji Rocky Gerung sebagai seorang filsuf yang cerdas, pandai berbicara, dan mampu menggerakkan opini publik.
“Saya suka pidato pak Rocky. Benar-benar menarik. Ahli filsafat. Pinter ngomong soal keadilan, demokrasi, dan kekuasaan. Tapi... pak, sedikit belajar ekonomi lagi dong!” ucapnya sambil tertawa, membuat audiens ikut tertawa dan bertepuk tangan.
Ia melanjutkan: “Kalau Anda bilang Jokowi gak ngapa-ngapain, ya silakan. Tapi tolong lihat dulu data real-nya. Kita punya APBN yang defisit, tapi itu strategis. Kita punya utang, tapi sebagian besar untuk infrastruktur produktif. Bukan untuk konsumsi. Kalau Anda lihat angka investasi asing naik 22% di masa Jokowi, atau ekspor non-migas tembus $230 miliar — itu bukan keajaiban. Itu hasil kerja keras tim ekonomi di bawah kepemimpinannya.”
Purbaya juga menyinggung perbandingan dengan era SBY. “Memang pertumbuhan di era SBY lebih stabil, tapi itu karena harga komoditas tinggi dan dunia masih damai. Sekarang? Kita hadapi perang, inflasi global, krisis iklim, dan perang dagang. Jadi, bandingkan konteksnya, bukan angkanya saja.”
Respons Publik: Viral, Pro-Kontra, dan Diskusi Intelektual Meledak
Unggahan video pendek dari acara tersebut, yang dibagikan akun Instagram @undercover.id pada 15 September, langsung mencapai lebih dari 2,5 juta views dalam 24 jam. Komentar pun bermunculan — dari yang mendukung hingga yang menyerang habis-habisan.
Akun @azhartama_ menulis:
“Lama-lama suka nih gaya menteri yang ini. Gesture nyeleneh, tapi ngomong pakai data. Belum sebulan menjabat, tapi sudah bikin diskusi ekonomi jadi hidup. Masih kita pantau kinerjanya.”
Sementara @nandahalim.id memberi catatan kritis:
“Nice banget roasting-nya, tapi sejauh ini belum ada statement soal judi online (judol) dan pinjaman online (pinjol) yang jadi penyebab perlambatan ekonomi 2023–2025. Padahal itu salah satu faktor penggerogot daya beli masyarakat menengah ke bawah.”
Namun, ada pula yang menanggapi dengan nada tajam:
“Keliru! Bukan gak ngapa-ngapain, tapi salah kelola negara. Pertumbuhan Jokowi jauh di bawah SBY. Justru Jokowi ugal-ugalan hutang, risiko krisis utang makin besar!” — @baiquniart
Tapi yang paling menarik datang dari @friznadty_27:
“Gue suka gaya ini Menkeu. Seorang Rocky Gerung juga harus bisa dikritik balik. Itu tandanya lawan berpikirnya makin berkualitas. Bukan cuma ngomong filosofi, tapi harus bisa jawab dengan data. Ini contoh debat publik yang sehat!”
Apa Makna di Balik Roasting Ini? Bukan Sekadar Hiburan, Tapi Revolusi Komunikasi Kebijakan
Kritik Purbaya bukan sekadar “roasting” ala medsos. Ia adalah bagian dari upaya strategis pemerintah untuk mereformasi cara komunikasi kebijakan ekonomi di Indonesia — dari yang selama ini terlalu teknis dan membosankan, menjadi lebih humanis, relevan, dan mudah dicerna publik.
Dalam dunia di mana narasi politik sering didominasi oleh emosi dan provokasi, Purbaya mencoba membangun ruang dialog baru: kritik boleh, tapi harus berbasis fakta. Sindiran boleh, tapi harus disertai solusi.
Ia juga menyiratkan pesan terselubung: bahwa para intelektual publik — termasuk figur seperti Rocky Gerung — tidak bisa hanya mengkritik tanpa memahami kompleksitas ekonomi makro. “Kalau mau ngomong soal ekonomi, ya harus paham apa itu fiscal space, multiplier effect, atau dampak dari kenaikan suku bunga BI Rate. Bukan cuma ngomong ‘kapitalisme bobrok’ terus,” katanya dengan nada bercanda.