Awkarin Pindah ke Melbourne: Di Balik Keputusan Kontroversial yang Bikin Keanu Angelo dan Teman-Teman Selebgramnya Protes

Awkarin-Instagram-
Beberapa faktor yang kemungkinan besar mendorong Awkarin memilih kota ini:
Kualitas Hidup Tinggi: Melbourne sering masuk daftar kota paling layak huni di dunia versi The Economist Intelligence Unit.
Komunitas Kreatif yang Kuat: Banyak konten kreator Indonesia sudah menetap di sini, membentuk jaringan kolaboratif yang solid.
Akses ke Pasar Global: Melbourne menjadi pintu gerbang untuk menjangkau audiens Eropa, Amerika, dan Asia Tenggara secara lebih strategis.
Kebebasan Berekspresi: Di Australia, kebebasan berpendapat dan berekspresi sangat dijunjung tinggi — hal yang mungkin menjadi daya tarik bagi Awkarin yang dikenal vokal dan tak takut menyuarakan pendapat.
Belum diketahui secara resmi apa jenis pekerjaan yang akan dijalani Awkarin di sana. Namun, sumber dekat mengungkapkan bahwa ia sedang menjajaki peluang kerja sama dengan agensi konten kreatif internasional, serta kemungkinan membuka studio produksi mandiri yang fokus pada konten lintas budaya.
Dari Jakarta ke Melbourne: Perjalanan Seorang Influencer yang Berubah
Awkarin bukan sekadar selebgram biasa. Ia adalah simbol generasi milenial Indonesia yang tak takut mengambil risiko. Dari awalnya dikenal lewat konten-konten provokatif di media sosial, ia perlahan berkembang menjadi pembicara publik, penulis buku, hingga penggerak kampanye sosial tentang kesehatan mental dan kebebasan berpendapat.
Kini, keputusannya pindah ke Melbourne bisa dilihat sebagai evolusi alami dari sosok yang dulu hanya ‘menjadi viral’ menjadi ‘menciptakan dampak’.
Banyak pengamat media menyebut bahwa ini adalah tren baru: digital nomads Indonesia yang tidak lagi hanya bekerja dari kafe di Jakarta, tapi benar-benar membangun kehidupan di luar negeri — dengan tujuan jangka panjang.
“Awkarin tidak kabur dari Indonesia. Dia memperluas panggungnya,” ujar Dr. Rina Wijaya, pakar media sosial dari Universitas Indonesia. “Ia membawa budaya Indonesia ke kancah global — lewat kontennya, gaya bicaranya, bahkan cara ia makan nasi goreng di Melbourne sambil nonton drama Korea.”
Respons Penggemar: Dukungan, Kecemasan, dan Doa
Di akun Instagram Awkarin, ribuan komentar membanjiri unggahan perpisahannya. Ada yang mendukung:
“Kamu pantas dapat dunia yang lebih luas, Awkarin. Kami bangga sama kamu!”
“Jangan lupa bawa sambal! Biar gak kangen masakan mama.”
Tapi ada juga yang khawatir:
“Aku takut kamu sendirian di sana...”
“Jangan sampai kamu jadi korban budaya barat yang bikin kamu lupa asal mu.”
Awkarin sendiri belum memberikan pernyataan resmi lebih lanjut. Namun, dalam pesan pribadi yang dibagikan kepada beberapa teman dekat, ia menulis:
“Aku tidak lari. Aku maju. Dan aku akan bawa nama Indonesia di mana pun aku pergi.”
Apa Selanjutnya? Keanu Akan Ikut Pindah?
Keanu Angelo, yang sejauh ini masih berdomisili di Jakarta, mengaku sedang mempertimbangkan untuk mengunjungi Melbourne dalam waktu dekat — bahkan mungkin menetap sementara. “Gue nggak mau cuma jadi penonton. Kalau dia pindah, gue harus bisa ikut nyemplung. Toh, gue juga butuh suasana baru,” katanya dalam wawancara eksklusif dengan Hiburan.id.
Ada spekulasi kuat bahwa Keanu mungkin akan bergabung dalam proyek baru Awkarin — entah sebagai co-host podcast, sutradara konten, atau bahkan mitra bisnis.
Dan jika itu benar, maka bukan tidak mungkin kita akan menyaksikan duo terbaik Indonesia: Awkarin & Keanu — dua jiwa yang saling mengritik, tapi tak bisa hidup tanpa satu sama lain — menjadi ikon baru industri konten global.
Kesimpulan: Bukan Hanya Pindah, Tapi Transformasi
Perpindahan Awkarin ke Melbourne bukan sekadar cerita tentang cinta, uang, atau kebingungan sahabat. Ini adalah kisah tentang seorang perempuan yang memilih untuk tumbuh — meski harus meninggalkan zona nyaman, menghadapi ketidakpastian, dan menanggung cemoohan.
Dalam dunia yang serba cepat dan serba instan, keberanian untuk berubah justru menjadi hal paling langka.
Awkarin mungkin tidak punya jawaban pasti untuk semua pertanyaan. Tapi ia punya satu hal yang lebih penting: keberanian untuk memulai lagi.
***