Siapa Ida Yulidina? Istri Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Ternyata Mantan Foto Model Era 80 an

Purabaya-Instagram-
Siapa Ida Yulidina? Istri Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Ternyata Mantan Foto Model Era 80 an
Istri Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa: Dari Foto Model Era 80-an hingga Ibu Rumah Tangga yang Merakyat, Kisah Ida Yulidina yang Tak Pernah Minta Sorotan
Dalam dunia politik dan pemerintahan, seringkali sorotan publik tertuju pada sosok pejabat tinggi — kebijakan, gaya kepemimpinan, hingga performa di ruang rapat. Tapi kali ini, perhatian tak hanya tertuju pada Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, melainkan juga pada sosok istri tercintanya: Ida Yulidina, seorang wanita yang ternyata pernah menjadi ikon foto model era 1980-an — namun memilih hidup jauh dari lampu panggung.
Ketika Purbaya Yudhi Sadewa resmi dilantik sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati, nama beliau langsung mendominasi trending topik media sosial. Namun, di balik profil ekonomi cemerlangnya, muncul cerita menarik tentang perempuan di sampingnya — seorang istri yang tak pernah mencari popularitas, tapi justru menjadi simbol kesederhanaan di tengah gemerlap kekuasaan.
Dari Catwalk ke Dapur: Perjalanan Ida Yulidina yang Menginspirasi
Bukan rahasia lagi bahwa Ida Yulidina adalah mantan model foto ternama di era 80-an. Di masa itu, ia kerap tampil di majalah-majalah mode lokal seperti Gadis, Remaja, hingga iklan produk kosmetik dan tekstil yang menjadi primadona generasi saat itu. Wajahnya yang anggun, senyum hangat, dan postur tubuh proporsional membuatnya menjadi favorit fotografer dan desainer fashion kala itu.
Namun, berbeda dengan banyak rekan sesamanya yang terus bergelut di dunia hiburan atau menjadi influencer, Ida memilih jalan yang jauh lebih tenang. Setelah menikah dengan Purbaya Yudhi Sadewa pada tahun 1987, ia secara perlahan mengundurkan diri dari dunia modeling. Bukan karena kehilangan pesona, tapi karena ia memilih untuk fokus pada keluarga — menjadi ibu rumah tangga, pendamping setia, dan sosok yang menjaga harmoni di balik layar kehidupan suaminya yang kian menanjak di kancah birokrasi.
“Dia bukan orang yang ingin dikenal karena wajahnya,” ujar seorang rekan lama dari dunia modeling yang enggan disebut namanya. “Ida punya hati yang besar. Dia lebih suka duduk di kursi belakang, mendengarkan, dan memberi dukungan tanpa perlu menjadi pusat perhatian.”
Momen Bajaj yang Menggugah Hati: Simbol Kesederhanaan di Tengah Kekuasaan
Pada 11 Juli 2020, sebuah unggahan di akun Instagram resmi Purbaya Yudhi Sadewa (@pyudhisadewa) langsung viral. Di dalamnya, terlihat pasangan suami-istri itu duduk berdampingan di atas bajaj — kendaraan tradisional yang menjadi transportasi rakyat di Jakarta. Purbaya mengenakan kemeja polos, sementara Ida mengenakan blus sederhana dan celana panjang hitam, tanpa aksesori mewah. Di bawah foto itu, Purbaya menulis:
“SATURDATE, naik bajaj sama istri tercinta ke ITC Fatmawati ????❤️”
Caption yang sederhana, tapi mengandung makna mendalam.
Tak butuh waktu lama, postingan itu dibanjiri komentar penuh apresiasi. Ribuan warganet menyebutnya sebagai “contoh nyata pemimpin yang merakyat”.
“Pak Deputi memang toppp! Gak sombong, tetap humble meski jabatan tinggi!” — @nfa**
“Ini nih calon menteri yang patut ditiru. Istrinya juga cantik tapi gak glamor. Jujur, saya malah lebih kagum sama mereka daripada yang pake mobil mewah tiap hari.” — @ang**
“Semoga semua pejabat punya hati seperti ini. Bajaj itu transportasi rakyat, bukan simbol kemiskinan. Mereka tunjukkan bahwa kekuasaan bukan alasan untuk jauh dari rakyat.” — @sarah_wijaya
FOTO ITU BUKAN SEKEDAR MOMEN LIBURAN. Ini adalah pernyataan politik yang halus namun kuat: kekuasaan tidak harus mengubah siapa kita.
Privasi sebagai Bentuk Cinta: Mengapa Ida Sengaja Tidak Muncul di Publik?
Yang paling menarik dari kisah ini bukan sekadar latar belakang Ida sebagai mantan model, melainkan kesadarannya untuk tetap hidup dalam bayang-bayang.
Hingga kini, Purbaya Yudhi Sadewa belum pernah secara terbuka menyebut nama istrinya di pidato resmi, wawancara media, maupun akun sosial pribadinya selain beberapa foto langka yang dibagikan secara spontan. Tidak ada press release tentang “Istri Menkeu”, tidak ada akun Instagram resmi milik Ida, tidak ada intervensi media tentang kehidupan pribadi mereka.
Ini adalah pilihan sadar — dan sangat jarang ditemui di era digital saat ini, di mana banyak pejabat justru menjadikan keluarga sebagai bagian dari personal branding.
Bagi Purbaya, menjaga privasi keluarga adalah bentuk perlindungan. Bagi Ida, itu adalah cara hidup. Mereka tidak ingin anak-anak mereka tumbuh di bawah sorotan kamera, tidak ingin kebiasaan sehari-hari mereka menjadi bahan perbincangan netizen, dan tidak ingin identitas mereka sebagai manusia biasa hilang karena jabatan suaminya.
Seorang teman dekat keluarga mengatakan:
“Ida itu tipe perempuan yang percaya bahwa kebahagiaan sejati bukan dihitung dari berapa banyak orang yang tahu kamu, tapi dari berapa banyak orang yang merasakan ketenangan di sekitarmu.”
Kesederhanaan yang Elegan: Gaya Berbusana Ida yang Tanpa Ego
Dalam berbagai kesempatan langka di mana Ida terlihat di acara resmi — misalnya pelantikan suaminya sebagai Deputi Koordinasi Maritim dan Energi (2020), atau acara keagamaan di kantor Kemenko Marves — penampilannya selalu konsisten: busana sederhana, warna netral, tanpa merek mewah, dan tanpa aksesori mencolok.
Tak ada gaun designer, tak ada tas branded, tak ada makeup tebal. Yang ada hanyalah keanggunan alami yang datang dari dalam — dari cara dia tersenyum, dari cara dia menatap suaminya, dari cara dia berdiri diam di sudut ruangan tanpa membutuhkan pengakuan.
Ini adalah bentuk kecantikan yang jarang dihargai di zaman ini: beauty without performance.
Di tengah budaya sosial media yang mengagungkan kemewahan, Ida justru menjadi simbol kekuatan lewat kesederhanaan. Ia membuktikan bahwa seorang wanita bisa cantik, elegan, dan berwibawa tanpa harus memamerkan apa yang dimilikinya.
Latar Belakang Pendidikan dan Karier: Lebih dari Sekadar Mantan Model
Meski dikenal sebagai mantan model, Ida Yulidina bukanlah sosok yang hanya mengandalkan kecantikan. Beberapa sumber mengungkap bahwa ia sempat menempuh pendidikan di Fakultas Sastra Universitas Indonesia, jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, sebelum memutuskan menikah dan mengabdikan diri pada keluarga.
Ia juga dikabarkan aktif dalam kegiatan sosial di lingkungan tempat tinggalnya, terutama di bidang literasi anak dan pendidikan dasar. Ia pernah menjadi relawan di sebuah yayasan bimbingan belajar untuk anak-anak kurang mampu di wilayah Pondok Labu, Jakarta Selatan — aktivitas yang tidak pernah dipublikasikan.
“Dia tidak pernah bilang ‘saya ini mantan model’ atau ‘saya ini istri pejabat’. Dia cuma bilang, ‘saya ibu dari dua anak, dan saya ingin mereka tumbuh jadi orang baik,’” kata salah satu guru di yayasan tersebut.
Kenapa Kisah Ida Yulidina Penting untuk Diketahui?
Dalam dunia yang serba cepat, di mana citra sering kali lebih penting daripada substansi, kisah Ida Yulidina adalah oase ketenangan.