Meutya Hafid Menkominfo Berharap TikTok Segera Aktifkan Kembali Fitur Live, Dampaknya bagi UMKM Jadi Pertimbangan Utama

Muetya-Instagram-
Meutya Hafid Menkominfo Berharap TikTok Segera Aktifkan Kembali Fitur Live, Dampaknya bagi UMKM Jadi Pertimbangan Utama
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Meutya Hafid, menyampaikan harapan agar platform media sosial TikTok segera mengaktifkan kembali fitur live streaming yang kini sedang dinonaktifkan. Ia menegaskan bahwa penonaktifan fitur tersebut bukan atas permintaan pemerintah, melainkan merupakan keputusan sepihak dari perusahaan TikTok.
Dalam keterangan pers yang disampaikan di Jakarta, Meutya menjelaskan bahwa pihaknya tidak pernah meminta TikTok untuk mematikan fitur siaran langsung. “Kami melihat secara jelas pemberitahuan dari TikTok bahwa mereka secara sukarela melakukan penurunan sementara terhadap fitur live. Ini merupakan keputusan internal dari perusahaan,” ujarnya.
Keputusan TikTok menonaktifkan fitur live muncul di tengah situasi keamanan yang memanas, termasuk aksi kericuhan dan penjarahan yang terjadi di beberapa wilayah. Menurut Meutya, TikTok telah memberikan penjelasan resmi kepada pemerintah terkait alasan penangguhan fitur tersebut. Perusahaan beralasan bahwa keputusan ini diambil sebagai langkah antisipatif untuk mencegah penyebaran konten provokatif atau hoaks yang berpotensi memperkeruh suasana.
Namun, meski langkah tersebut dianggap sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, Menkominfo mengungkapkan keprihatinan atas dampak yang ditimbulkan. “Kami justru berharap penonaktifan ini tidak berlangsung terlalu lama,” tegas Meutya.
Dampak pada Pelaku UMKM
Salah satu dampak paling nyata dari hilangnya fitur live adalah terganggunya aktivitas ekonomi digital, khususnya bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Banyak pelaku usaha yang selama ini mengandalkan fitur live sebagai alat pemasaran dan penjualan produk secara langsung kepada konsumen.
“Banyak pedagang online, khususnya UMKM, yang menggunakan TikTok Live sebagai kanal promosi dan transaksi. Penonaktifan fitur ini tentu sangat memengaruhi mata pencaharian mereka,” kata Meutya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah sangat memahami kebutuhan platform digital untuk menjaga stabilitas sosial, tetapi juga menekankan pentingnya keseimbangan antara keamanan dan pertumbuhan ekonomi digital. “Kami menghargai upaya TikTok dalam menjaga ketertiban, namun di saat yang sama, kita tidak boleh mengorbankan ruang ekonomi bagi masyarakat kecil,” ujarnya.
Harapan Pemulihan Fitur dalam Waktu Dekat
Meutya menyampaikan harapan agar situasi keamanan di dalam negeri segera kondusif, sehingga TikTok dapat mempertimbangkan untuk mengaktifkan kembali fitur live. “Jika kondisi berangsur membaik, mudah-mudahan TikTok bisa segera mengembalikan fitur ini. Kita semua berharap normalitas kembali pulih, baik dari sisi keamanan maupun ekonomi digital,” ucapnya.
Ia juga menegaskan bahwa pemerintah terus menjalin komunikasi intensif dengan berbagai platform digital, termasuk TikTok, untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil tidak hanya melindungi kepentingan keamanan nasional, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis digital.
Peran Media Sosial dalam Ekosistem Digital Indonesia
Pernyataan Menkominfo ini kembali menggarisbawahi pentingnya peran media sosial dalam ekosistem digital Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, TikTok telah menjadi salah satu platform paling populer, tak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana edukasi, kampanye sosial, dan pendorong ekonomi kreatif.
Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai lebih dari 212 juta orang pada 2023, dengan sebagian besar mengakses platform media sosial setiap hari. TikTok sendiri dilaporkan memiliki lebih dari 120 juta pengguna aktif di Tanah Air, menjadikannya salah satu aplikasi paling berpengaruh di kalangan generasi muda.