Park Na Rae Dilaporkan ke Polisi oleh Mantan Manajer: Dugaan Kekerasan, Eksploitasi, dan Konflik Hukum yang Mengguncang Industri Hiburan Korea

Park Na Rae Dilaporkan ke Polisi oleh Mantan Manajer: Dugaan Kekerasan, Eksploitasi, dan Konflik Hukum yang Mengguncang Industri Hiburan Korea

Park-Instagram-

Park Na Rae Dilaporkan ke Polisi oleh Mantan Manajer: Dugaan Kekerasan, Eksploitasi, dan Konflik Hukum yang Mengguncang Industri Hiburan Korea

Dunia hiburan Korea Selatan kembali dihebohkan oleh skandal yang melibatkan salah satu komedian paling dikenal, Park Na Rae. Kali ini, bintang acara populer Amazing Saturday itu dilaporkan ke polisi oleh mantan manajernya atas serangkaian tuduhan berat, termasuk kekerasan fisik dan verbal, eksploitasi tenaga kerja, hingga pelanggaran undang-undang nasional. Kasus ini bukan hanya mengancam karier Park Na Rae, tetapi juga membuka kembali diskusi luas tentang kondisi kerja di balik layar industri hiburan yang sering kali tidak terlihat oleh publik.



Laporan Resmi dan Tuduhan Berlapis
Menurut laporan Korea JoongAng Daily pada Sabtu (6/12/2025), Kantor Polisi Gangnam telah menerima laporan resmi melalui sistem petisi nasional Korea. Dalam laporan tersebut, mantan manajer Park Na Rae menuduh sang komedian melakukan penyerangan berat, yang termasuk dalam kategori kejahatan pidana serius di Korea Selatan.

Namun, tuduhan itu hanyalah puncak gunung es. Mantan staf yang bekerja dekat dengannya selama lebih dari setahun itu juga melaporkan dugaan pelanggaran terhadap Undang-Undang Layanan Medis serta Undang-Undang Pengembangan Industri Seni dan Budaya Populer. Kedua regulasi ini menyangkut standar etika, keselamatan kerja, dan perlindungan terhadap pekerja kreatif di industri hiburan—sektor yang kerap dikritik karena praktik kerja yang tidak manusiawi.

Pengakuan Sang Mantan Manajer: Antara Intimidasi dan Tugas Tak Masuk Akal
Dalam pengakuannya, mantan manajer tersebut menggambarkan lingkungan kerja yang penuh tekanan dan intimidasi. Ia mengaku kerap menjadi sasaran bullying verbal dan fisik langsung dari Park Na Rae. Lebih jauh, ia menuturkan bahwa sang artis kerap memberikan tugas-tugas yang tidak masuk akal—salah satunya meminta ia mendapatkan resep obat proxy, yakni obat yang diresepkan atas nama orang lain, sesuatu yang secara hukum bermasalah di Korea.


Selain itu, mantan manajer tersebut juga menyatakan bahwa dirinya dipaksa menanggung biaya produksi acara dan kegiatan promosi dari kantong pribadinya, tanpa ada jaminan penggantian dari manajemen. “Saya harus menggunakan uang pribadi berkali-kali, dan tidak pernah dikembalikan,” ujarnya dalam laporan yang dikutip media lokal.

Kondisi ini, menurutnya, menciptakan tekanan finansial dan psikologis yang luar biasa—sehingga akhirnya ia memutuskan untuk mengundurkan diri. Namun, keputusannya tidak berhenti di situ. Ia juga mengajukan permohonan penyitaan sementara atas aset pribadi Park Na Rae, sebagai bentuk antisipasi jika nantinya ia menang dalam gugatan perdata terkait eksploitasi tenaga kerja.

Respons Manajemen: Bantahan dan Ancaman Laporan Balik
Menanggapi hebohnya pemberitaan, manajemen Park Na Rae segera mengeluarkan pernyataan resmi pada Jumat (5/12/2025). Dalam rilis tersebut, pihak agensi menyatakan bahwa mereka sedang dalam proses verifikasi fakta atas semua klaim yang diajukan oleh dua mantan manajer Park Na Rae.

“Kedua mantan karyawan tersebut bekerja bersama Park Na Rae selama sekitar satu tahun tiga bulan dan baru-baru ini mengundurkan diri secara sukarela. Kami telah memberikan pesangon sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” demikian bunyi pernyataan resmi tersebut.

Namun, agensi menegaskan bahwa setelah menerima pesangon, kedua mantan staf itu justru mengajukan tuntutan tambahan, yaitu 10 persen dari total pendapatan tahunan perusahaan sebelumnya—jumlah yang dianggap tidak wajar dan tidak berdasar hukum. “Kami menilai tuntutan ini bersifat eksploitatif dan tidak proporsional,” tambah pihak manajemen.

Lebih lanjut, agensi Park Na Rae menyatakan kesiapannya untuk mengikuti proses hukum secara transparan dan bahkan mempertimbangkan untuk melaporkan balik kedua mantan manajernya atas dugaan pencemaran nama baik dan upaya pemerasan. Mereka juga telah berkonsultasi dengan tim kuasa hukum untuk menentukan langkah strategis selanjutnya.

Dampak pada Karier dan Reputasi
Akibat laporan ini, jadwal syuting Park Na Rae pada Jumat (5/12) terpaksa dibatalkan secara mendadak. Beberapa stasiun televisi dikabarkan sedang meninjau ulang keterlibatannya dalam berbagai program variety show, termasuk Amazing Saturday, acara yang menjadi salah satu penopang popularitasnya selama ini.

Bagi publik, kasus ini memicu perdebatan sengit di media sosial. Sebagian netizen memilih untuk menunggu proses hukum berjalan, sementara yang lain menyuarakan dukungan terhadap mantan manajer yang dianggap berani membongkar praktik kerja tidak sehat di industri hiburan.

Industri Hiburan di Bawah Sorotan
Kasus Park Na Rae bukanlah yang pertama. Dalam beberapa tahun terakhir, Korea Selatan telah menyaksikan sejumlah skandal serupa yang melibatkan pelecehan, eksploitasi, dan perlakuan tidak adil terhadap staf di balik layar. Ini menunjukkan bahwa struktur kerja di industri hiburan masih menyisakan banyak celah bagi penyalahgunaan kekuasaan, terutama terhadap pekerja level bawah yang minim proteksi hukum.

Pakar tenaga kerja dari Universitas Yonsei, Dr. Kim Min-jae, mengatakan, “Industri hiburan Korea memang menjanjikan kemilau, tapi di baliknya sering kali ada tenaga kerja yang terlupakan. Perlindungan terhadap asisten, manajer junior, atau kru produksi masih lemah. Kasus seperti ini seharusnya menjadi momentum untuk reformasi sistemik.”

Baca juga: Tim Mana yang Dibobol Wesley Sneijder di UEFA EURO 2008? Inilah Jawaban Lengkap Kuis FC Mobile Event Trivia Belanda Hari ke-4

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya