Heboh! Bantuan Beras Bulog untuk Korban Bencana di Sumatera Diduga Kadaluarsa, Netizen Geram

Heboh! Bantuan Beras Bulog untuk Korban Bencana di Sumatera Diduga Kadaluarsa, Netizen Geram

Banjir-Instagram-

Heboh! Bantuan Beras Bulog untuk Korban Bencana di Sumatera Diduga Kadaluarsa, Netizen Geram

Bantuan kemanusiaan berupa beras dari Perum Bulog yang disalurkan kepada korban bencana alam di wilayah Sumatera kini menjadi sorotan publik. Pasalnya, muncul dugaan kuat bahwa beras yang dikirimkan merupakan stok lama yang telah melebihi masa simpan ideal, bahkan berpotensi sudah kadaluarsa.



Bantuan tersebut, yang dilabeli dengan stiker bertuliskan "Bantuan Presiden untuk Korban Bencana Alam", sempat ditinjau langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai bagian dari upaya respons cepat pemerintah terhadap dampak bencana. Namun, alih-alih mendapat apresiasi, distribusi bantuan ini justru menuai kritik tajam dari masyarakat, terutama di media sosial.

Temuan Mengejutkan dari Warganet
Semua bermula dari unggahan akun @subhannursobah di platform Threads pada 5 Desember 2025. Dalam utas tersebut, diunggah sejumlah tangkapan layar yang memperlihatkan karung-karung bantuan beras dari Bulog. Yang mencuri perhatian adalah tanggal produksi yang tertera: November 2024 — artinya, hingga Desember 2025, beras tersebut sudah berusia lebih dari satu tahun.

Padahal, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI telah menegaskan bahwa masa simpan beras di gudang Bulog tidak boleh melebihi enam bulan. Aturan ini diberlakukan demi menjaga kualitas pangan yang didistribusikan, terutama untuk kelompok rentan seperti korban bencana yang sangat bergantung pada bantuan pemerintah.


“Dah lah,” tulis @subhannursobah dengan nada kecewa, memicu gelombang respons dari pengguna lain.

Respons Publik: Dari Kritik Hingga Kecurigaan Korupsi
Unggahan tersebut dengan cepat menjadi viral dan memicu perdebatan sengit. Banyak warganet mengekspresikan kekhawatiran mereka terhadap kualitas bantuan yang diterima para penyintas bencana.

Akun @planprojectthings mengungkapkan pengalaman serupa:

“Valid berarti. Di pengungsian juga ada yang dikasih makan mie instan expired.”

Sementara akun @kaindazahra memberikan penjelasan teknis:

“Bukan expired-nya yang jadi masalah, tapi tanggal produksinya. Sudah diproduksi lebih dari satu tahun lalu. Sedangkan aturannya, beras di gudang cuma boleh maksimal 6 bulan. Artinya, ada penimbunan beras di gudang Bulog.”

Yang lebih menohok datang dari @jhosapat_desuyo69, yang menuding ada penyalahgunaan anggaran:

“Ini pasti uang operasionalnya dikorupsi juga, jangan-jangan. Sampai-sampai beras expired aja tetap dikirim.”

Kecurigaan tersebut menggarisbawahi kepercayaan publik yang kian rapuh terhadap sistem distribusi bantuan pemerintah. Akun @nuy_amaliasa bahkan menyatakan keputusasaan:

“Gimanalah kita mau berprasangka baik ke pemerintah.”

Mengapa Masa Simpan Beras Penting?
Secara ilmiah, beras yang disimpan terlalu lama — apalagi dalam kondisi gudang yang tidak memadai — berisiko mengalami penurunan kualitas nutrisi, perubahan tekstur, bahkan kontaminasi jamur atau serangga. Bagi korban bencana yang kondisi kesehatannya rentan, mengonsumsi pangan berkualitas rendah bisa berdampak serius, termasuk keracunan makanan atau malnutrisi.

Regulasi enam bulan yang digaungkan DPR bukan tanpa alasan. Ini adalah upaya untuk memastikan pangan yang didistribusikan tetap layak dan aman dikonsumsi, terutama dalam situasi darurat.

Baca juga: Cara Cek NIK DTSEN: Ketahui Status Penerima Bansos dengan Mudah dari Genggaman HP

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya