Viral di Media Sosial: Warga Santai Buang Sampah ke Sungai Brantas Malang, Netizen Tegur—Jangan Ngeluh Saat Banjir!

Viral di Media Sosial: Warga Santai Buang Sampah ke Sungai Brantas Malang, Netizen Tegur—Jangan Ngeluh Saat Banjir!

Ilustrasi kejahatan--

Komentar lain menimpali:

“Banjir bengak-bengok, pemerintah nggak tanggap. Padahal akar masalahnya jelas: sampah yang menumpuk karena kesadaran rendah.”



Netizen juga mengingatkan bahwa banjir bukan hanya akibat curah hujan tinggi, tapi juga akibat penyumbatan saluran air oleh sampah—yang justru diproduksi oleh warga itu sendiri.

Baca juga: Selisih Umur Eunjung dan Kim Byung-woo Berapa? Inilah Biodata Personel T-ara yang Resmi Menikah dengan Sutradara Film Take Poin

Brantas, Sungai Ibu yang Semakin Terluka
Sungai Brantas bukan sekadar aliran air biasa. Sebagai salah satu sungai terpanjang di Jawa Timur, Brantas menyokong kehidupan jutaan orang—dari irigasi pertanian, sumber air baku PDAM, hingga ekosistem perikanan. Namun, tekanan dari limbah domestik, sampah plastik, dan abrasi bantaran membuat kondisi sungai ini semakin memprihatinkan.


Pakar lingkungan dari Universitas Brawijaya, Dr. Lina Widyastuti, mengatakan:

“Kita sedang berada di titik kritis. Jika tidak ada intervensi segera—baik dari regulasi, edukasi masyarakat, maupun penegakan hukum—maka Sungai Brantas bisa kehilangan fungsinya sebagai sumber kehidupan dalam satu dekade ke depan.”

Menuju Perubahan: Butuh Kolaborasi Semua Pihak
Permasalahan seperti ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan menyalahkan individu. Diperlukan kolaborasi holistik antara pemerintah daerah, komunitas lingkungan, sekolah, media, hingga rumah tangga. Edukasi berkelanjutan, kampanye daur ulang, serta infrastruktur pengelolaan sampah yang memadai adalah kunci utama.

Namun di sisi lain, kesadaran individu tetap tidak bisa diabaikan. Seperti yang diingatkan Alek melalui unggahannya, menjaga sungai bukan hanya soal aturan—tapi juga soal empati terhadap sesama dan generasi yang akan datang.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya